MEDAN, Waspada.co.id – IHSG diperdagangkan terpuruk pada perdagangan kemarin. IHSG ditutup di zona merah dengan penurunan yang lebih dalam dibandingkan banyak bursa di Asia lainnya.
Tekanan jual di pasar saham terjadi beriringan dengan batas waktu pendaftaran Capres dan Cawapres pada tanggal 25 besok. Selain itu, sejumlah agenda ekonomi eksternal seperti pidato Gubernur Bank Sentral AS dikhawatirkan memperburuk kinerja pasar keuangan global, karena masih berpotensi bernada hawkish.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan pada perdagangan pagi ini, sejumlah bursa di Asia dibuka stabil dengan kecenderungan melemah. IHSG berbeda dengan kebanyakan bursa di Asia, di sesi pembukaan IHSG menguat di level 6.744,03.
“Secara teknikal, IHSG bisa saja mengalami technical rebound, tetapi konstelasi politik di tanah air menjelang pendaftaran ke KPU menjadi sorotan pelaku pasar. Di mana pelaku pasar akan lebih waspada terhadap kemungkinan koreksi hingga batas akhir pendaftaran Capres-Cawapres besok,” kata dia, Selasa (24/10).
Sementara itu, kinerja mata uang rupiah yang pada perdagangan kemarin sempat mengalami koreksi cukup dalam, pada sesi perdagangan pagi ini Rupiah diperdagangkan menguat di level 15.890 per US Dolar. Jika melihat imbal hasil US Treasury 10 tahun yang berbalik melemah (4.855%), seharusnya itu menjadi kabar baik bagi penguatan rupiah.
“Namun jika mengantisipasi pidato Gubernur Bank Sentral AS yang diproyeksikan bernada hawkish di pekan ini, maka rupiah bisa melemah dan kembali menguji level 16.000 per US Dolar,” ujarnya.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang berkembang belakangan ini, investor lebih berani menempatkan dananya dalam instrumen keuangan berisiko rendah seperti obligasi, dibandingkan dalam bentuk aset lain yang lebih berisiko seperti saham. Namun sayangnya imbal hasil yang naik akibat tekanan jual terjadi pada obligasi di AS, sehingga memicu terjadinya pembalikan aliran modal (capital outflow) dari tanah air.
“Secara keseluruhan, pasar keuangan di tanah air masih harus menghadapi beberapa rilis data ekonomi yang bisa menekan kinerjanya. Dan tekanan di pasar saham masih mungkin terjadi pada saat masa batas akhir pendaftaran Capres ke KPU. Pasar keuangan masih akan bergerak liar dengan segala kemungkinan yang terjadi di luar ekspektasi sebelumnya,” jelas Gunawan.
“Di sisi lain, harga emas yang sebelumnya bergerak dalam tren naik seiring meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah, belakangan kinerjanya tergerus setelah mendekati level $2.000 per ons troy nya. Saat ini harga emas diperdagangkan di kisaran level $1.972 per ons troy. Pelaku pasar masih menunggu dorongan fundamental lainnya untuk menembus level $2.000 per ons troy,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung