Hasto Mengatakan PDIP Tidak akan melemah tanpa kehadiran Jokowi, Ganjar: Partai Banteng Tidak Mudah Putus Asa

by -117 Views

Waspada.co.id – Calon presiden (capres) potensial, Ganjar Pranowo, merespons pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, yang mengatakan bahwa partainya telah ditinggalkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ganjar mengakui bahwa ada kesedihan, tetapi PDIP tidak akan terpuruk dalam situasi ini.

“Ada kesedihan, tetapi kita tidak akan menjadi mudah menangis. Banteng tidak akan menangis. Banteng yang terluka langsung bergerak,” ungkap Ganjar di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Jakarta, pada Ahad (29/10/2023).

“Sebagai gantinya, kita tidak akan tenggelam dalam kesedihan, tetapi kita harus berjuang. PDI Perjuangan pernah mengalami perlakuan yang tidak adil seperti yang kita alami saat ini,” lanjut mantan gubernur Jawa Tengah tersebut.

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menyatakan bahwa partainya saat ini sedang dalam suasana yang sedih dan berserah diri kepada Tuhan dan rakyat. Partai tersebut merasa tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi.

“Ketika DPP Partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur Partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi,” ujar Hasto dalam keterangannya pada Ahad (29/10/2023).

“Kami sangat mencintai dan memberikan banyak keistimewaan kepada Presiden Jokowi dan keluarganya. Namun kami merasa ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang memiliki potensi melanggar kebaikan dan konstitusi,” tambahnya.

Pada awalnya, PDIP hanya berdoa agar ini tidak terjadi, tetapi kenyataan berbicara lain sekarang. Hasto juga menyinggung semua elemen partai yang telah berhasil memenangkan Jokowi dan keluarganya dalam lima pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan dua pemilihan presiden (Pilpres).

“Ini semua merupakan bukti cinta kami. Pada awalnya kami memilih untuk diam. Namun apa yang telah disampaikan oleh Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi, dan orang-orang lainnya, bersama ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi, dan gerakan civil society, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami,” tutur Hasto.

PDIP sendiri percaya bahwa Indonesia adalah negara yang rakyatnya taat kepada Tuhan. Di negara ini, moralitas, kebenaran, dan kesetiaan sangatlah penting.

Masalah yang terjadi dalam pencalonan Gibran Rakabuming Raka adalah bentuk perlawanan politik terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia. Semua ini dikombinasikan dengan manipulasi hukum melalui Mahkamah Konstitusi (MK).

“Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya sedang dipegang. Ada yang mengatakan masa jabatan saya hanya sehari-hari, dan ada juga yang mengatakan betapa kerasnya tekanan kekuasaan,” ujar Hasto. (republika.com)