BI Pasar Keuangan Diwarnai Kabar Baik Menjelang Keputusan Bunga Acuan

by -80 Views

MEDAN, Waspada.co.id – Dalam perdagangan di awal pekan ini, tidak ada agenda ekonomi penting yang akan mempengaruhi kinerja pasar keuangan. Namun, pada perdagangan besok dan selanjutnya, pasar keuangan akan diwarnai oleh agenda penting seperti FOMC Minutes dan penetapan besaran suku bunga acuan BI.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan bahwa sejauh ini kedua agenda tersebut berpotensi mendorong kinerja pasar keuangan berada di zona hijau.

“Saya melihat FOMC Minutes nantinya akan lebih bernada dovish, yang akan membuat Rupiah berpeluang menguat termasuk IHSG. Sementara Bank Indonesia diproyeksikan akan tetap mempertahankan besaran bunga acuannya di level 6%. Kedua agenda tersebut relative bukan ancaman pelaku pasar di pekan ini,” kata Gunawan, Senin (20/11).

Sementara itu, data ekonomi AS yang lain seperti durable goods order yang diproyeksikan akan terkontraksi justru kian mempertegas bahwa The FED berpeluang untuk tidak menaikkan besaran bunga acuannya kembali. Sehingga pelaku pasar akan menanti bagaimana pertumbuhan ekonomi AS yang diproyeksikan negative pada tahun depan.

“Akan tetapi yang perlu diwaspadai adalah, pemerintah akan merilis neraca pembayaran. Dikuartal sebelumnya neraca pembayaran terpantau mengalami defisit sebesar $1.9 Milyar di kuartal kedua. Data neraca pembayaran tersebut menjadi penting dibandingkan data neraca dagang. Karena skalipun neraca dagang mengalami surplus, namun neraca pembayaran justru lebih menjelaskan cash flow uang secara lebih menyeluruh,” ungkapnya.

IHSG pada perdagangan selama sepekan kedepan berpotensi ditransaksikan di zona hijau. IHSG berpotensi menguat terdorong oleh banyak sentimen positif, ditambah dengan tren bullish yang muncul belakangan ini yang diduga didorong aksi window dressing. IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 6.900 hingga 7.030 selama sepekan kedepan.

“Pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini IHSG diperdagangkan menguat di kisaran 6.980. IHSG kinerjanya akan lebih banyak didorong oleh sentimen teknikal. Sehingga koreksi yang terjadi nantinya merupakan koreksi sehat. Sementara itu, mata uang Rupiah diproyeksikan juga akan menguat. Imbal hasil US Treasury menyentuh level terendah 4.379% di akhir pekan, sekaligus level terendah sejak September kemarin,” katanya.

Mata uang rupiah diproyeksikan akan menguat mendekati level 15.300 dalam sepekan. Pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini, rupiah sudah menguat di kisaran level 15.400 per US Dollar.

“Harga emas juga akan kembali menguji level psikologis $2.000. Saat ini, emas masih bertahan di kisaran $1.980 per ons troy nya,” tandasnya. (wol/eko/d1)

Editor: Ari Tanjung