Prediksi Inflasi Sumut: Naiknya Harga Cabai dan Gula Pasir Diperkirakan Menjadi Pemicu

by -103 Views

Kenaikan Harga Komoditas Picu Inflasi di Sumut

MEDAN, Waspada.co.id – Kenaikan sejumlah komoditas pangan seperti cabai merah, cabai rawit, gula pasir, dan bawang merah berpeluang memicu terjadinya inflasi di wilayah Sumut.

Selain itu ada beberapa komoditas lainnya yang juga mengalami kenaikan. Cabai merah selama bulan November mengalami kenaikan sekitar 57% dibandingkan rata-rata harga di bulan Oktober.

Menurut Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, bahwa harga cabai merah sejauh ini ditransaksikan dikisaran level Rp60.000 per Kg.

“Untuk cabai rawit yang saat ini ditransaksikan dikisaran Rp56.000 per Kg, mengalami kenaikan harga sekitar 43% dibandingkan dengan rata-rata harga di bulan lalu. Setelah cabai, ada bawang merah dan gula pasir yang mengalami kenaikan rata-rata sekitar 29% dan 9,3%. Harga bawang merah dan gula pasir lokal saat ini dijual dikisaran Rp28.000 dan Rp17.000 per Kg,” ungkapnya.

Selain komoditas tersebut, ada daging ayam dan telur ayam yang secara rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Harga daging ayam anjlok sekitar 12% selama bulan November dibandingkan dengan rata rata di bulan Oktober.

“Sementara itu, harga telur ayam rata-rata lebih rendah 7,4% dibandingkan dengan harga di bulan lalu,” katanya.

Dua komoditas tersebut saat ini ditransaksikan dikisaran Rp25.000 per Kg, sementara harga telur ayam ditransaksikan dikisaran level Rp27.000 per Kg nya.

“Selain komoditas pangan seperti yang disebutkan sebelumnya. Harga komoditas emas diproyeksikan juga akan menyumbang inflasi di bulan November ini. Kenaikan harga emas yang cenderung bertahan mahal di bulan November menyulut perhiasan utuk mendorong terjadinya inflasi,” jelas Gunawan.

Jika mempertimbangkan sejumlah bahan pangan strategis, harga tiket pesawat, harga emas, BBM non subsidi serta beberapa komponen kebutuhan lain yang berfluktuasi. Maka di bulan November ini inflasi Sumut diproyeksi akan berada di atas 0,4 persen. Di mana kontribusi laju tekanan inflasi paling besar didorong oleh kenaikan harga cabai, gula pasir dan bawang merah.

“Sementara beras, di bulan ini tidak menyumbang inflasi. Meskipun tetap terjadi kenaikan tipis di level konsumen akhir. Namun kenaikannya belum akan mendorong terciptanya laju inflasi atau deflasi yang signfikan. Namun demikian harga beras sejauh ini masih bertahan mahal,” tandasnya. (wol/eko/d2)

Editor: Ari Tanjung