Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar pada Hari Rabu (6/12) – Waspada Online

by -125 Views

JAKARTA, Waspada.co.id – Hari ini, nilai tukar rupiah berpotensi untuk terus menguat di tengah fluktuasi dolar Amerika Serikat (AS). Kemarin (4/12), nilai tukar rupiah ditutup menguat sebesar 22 poin atau 0,14% menjadi Rp15.463 per dolar AS, sementara mayoritas mata uang Asia bergerak variatif.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi bahwa rupiah kemungkinan akan mengawali perdagangan hari ini dengan fluktuatif, namun berpeluang untuk menguat di kisaran Rp15.430-Rp15.490 per dolar AS. Ibrahim mencatat bahwa dolar AS stabil mendekati level terendah dalam tiga bulan, karena harapan terhadap penurunan suku bunga The Fed meningkat.

“Inder dolar dan indeks dolar berjangka naik sedikit pada hari Senin, namun tetap berada dalam posisi terendah yang terlihat pada awal Agustus,” paparnya dalam publikasi riset yang dikutip pada Selasa (5/12).

Ketua Fed, Jerome Powell, memberikan pidato yang terkesan sedikit kurang hawkish dalam dua pidatonya pada Jumat pekan lalu. Hal ini membuat pasar bertaruh bahwa komentarnya tentang menjaga keseimbangan antara kebijakan moneter yang ketat dan soft economic landing menandai berakhirnya siklus kenaikan suku bunga The Fed secara pasti.

Meskipun Powell masih memperingatkan bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, para pedagang meningkatkan ekspektasi mereka terhadap kebijakan The Fed yang tidak terlalu hawkish dalam beberapa bulan mendatang. Pasar memperhitungkan kemungkinan lebih dari 90% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya ketika bertemu nanti pada bulan Desember, dan lebih dari 60% kemungkinan bank tersebut akan mulai memangkas suku bunga pada bulan Maret 2024.

Namun, perkiraan ini sebagian besar bergantung pada inflasi dan pasar tenaga kerja, dengan data nonfarm payrolls yang dirilis pada hari Jumat akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai hal tersebut.

“Prospek kebijakan The Fed yang tidak terlalu hawkish mendorong penguatan mata uang Asia hingga bulan November, sementara dolar melemah,” tambah Ibrahim.

Mengutip Reuters, dolar AS kembali menguat pada Selasa (5/12) dan berada di dekat level tertinggi satu minggu terhadap mata uang utama lainnya, sementara Bitcoin terus bergerak di tengah optimisme bahwa regulator AS dapat segera menyetujui ETF Bitcoin yang diperdagangkan di bursa.

Greenback sedikit naik terhadap yen pada awal perdagangan Asia menjadi 147,23, dibantu oleh perlambatan inflasi konsumen inti di Tokyo yang memberikan tekanan pada mata uang Jepang.

Para analis mengatakan pergerakan greenback lebih tinggi sebagian disebabkan oleh pembalikan aksi jual besar-besaran dalam beberapa pekan terakhir, yang menyebabkan indeks dolar turun sekitar 3% pada bulan November, penurunan bulanan paling tajam dalam setahun.

“Menurut saya, ini mungkin hanya penilaian ulang sedikit terhadap dolar AS yang telah jatuh terlalu jauh dan terlalu cepat,” kata Sean Callow, ahli strategi mata uang senior di Westpac. (wol/bisnis/ari/d1)