Mie Gacoan Tlogomas Mengalami Kericuhan Ketika Jukir Bersembunyi dari Kedatangan 30 Orang

by -167 Views

Kericuhan di Mie Gacoan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, menciptakan kegemparan. Keributan ini melibatkan seorang pengunjung dan seorang juru parkir (jukir). Insiden kericuhan ini terekam dalam sebuah video yang kemudian tersebar di berbagai grup WhatsApp (WA).

Dalam video tersebut terlihat dua orang terlibat dalam pertikaian di depan pintu masuk Mie Gacoan pada malam Jumat (8/12/2023).

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, dugaan kuat menyebutkan bahwa perkelahian itu dipicu oleh masalah parkir. Seorang warga Kecamatan Lowokwaru dengan inisial E mengonfirmasi keberadaan keributan tersebut. Walaupun begitu, dia sendiri tidak memiliki informasi yang pasti mengenai pemicu pertikaian antara kedua orang tersebut. “Saat saya datang, pertarungan sudah dalam keadaan ramai, sekitar pukul 22.30 WIB malam. Segera setelah itu, situasi berhasil ditenangkan,” ungkapnya kepada wartawan pada hari Sabtu (9/12/2023).

Pada saat kejadian, salah satu pihak yang terlibat dalam perkelahian meninggalkan lokasi. Namun, dalam waktu singkat, orang tersebut kembali dengan membawa teman-temannya. Menyadari kedatangan massa yang cukup banyak, para jukir memutuskan untuk bersembunyi.“Eh, yang datang itu banyak, sekitar 30-an orang. Mereka membawa batu-batu dan benda tajam. Mereka mencari para Jukir di Mie Gacoan, tapi sia-sia karena para Jukir telah berusaha menyelamatkan diri masing-masing,” ungkap E. Dikarenakan para jukir tidak ditemui, massa yang marah melemparkan batu ke arah warung Mie Gacoan Tlogomas.

Kericuhan di Mie Gacoan Tlogomas ini akhirnya dapat diredam setelah petugas dari Polsek Lowokwaru datang untuk menenangkan situasi. Sumber informasi menyatakan bahwa sejumlah orang yang diduga terlibat dalam insiden tersebut telah diamankan oleh pihak kepolisian. Mereka saat ini sedang dimintai keterangan terkait peristiwa kericuhan di Mie Gacoan Tlogomas, Kota Malang.

Menurut keterangan dari Kasatreskrim Polresta Malang Kota Kompol Danang Yudanto menjelaskan, bahwa pemicu keributan adalah salah paham terkait parkir. Pengunjung yang terlibat dalam kericuhan itu merasa tidak memarkir kendaraan di area parkir Mie Gacoan. Meski begitu, si pengunjung tetap dimintai uang parkir sebesar Rp1.000. Hal ini lah yang menjadi asal mula kesalahpahaman dan perkelahian terjadi. Pengunjung yang berseteru dengan juru parkir itu sendiri merupakan seorang ojek online.