Kontroversi SGIE Gibran yang Menyita Perhatian di Media Sosial saat Debat Cawapres dengan Cak Imin

by -137 Views

JAKARTA, Waspada.co.id – Media sosial masih ramai dengan keriuhan pasca debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang diselenggarakan Jumat malam lalu. Beberapa topik yang masih menjadi pembicaraan netizen, terutama di platform X, hingga Minggu pagi ini berkaitan dengan pertanyaan Gibran Rakabuming, Cawapres dari Koalisi Indonesia Maju, kepada Cawapres Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar tentang SGIE.

Pertanyaan SGIE, singkatan dari State of the Global Islamic Economy, menuai reaksi negatif dari warganet di media sosial. Berdasarkan analisis dari Drone Emprit, lembaga analisis media sosial, tindakan Gibran menanyakan Muhaimin tentang SGIE justru menimbulkan sentimen negatif bagi Gibran sendiri.

Dalam cuitannya di X, Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi mengungkapkan hasil analisisnya terkait percakapan warganet di platform X selama periode 22-23 Desember. “Total percakapan tentang SGIE yang diidentifikasi oleh Drone Emprit cukup tinggi dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, yaitu lebih dari 35.500 mention,” ujar Ismail Fahmi seperti dikutip dari akun X @ismailfahmi, Minggu (24/12).

Namun, sentimen percakapan yang berkaitan dengan SGIE menunjukkan bahwa 71% sentimennya negatif, sementara yang positif 21% dan 5% netral. Jumlah akun X yang terlibat dalam percakapan ini minimal 18.200 akun. “Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan istilah SGIE tanpa penjelasan, menimbulkan sentimen yang sangat negatif terhadap Gibran,” ungkap Ismail.

Sentimen negatif warganet muncul karena Gibran dianggap menggunakan trik debat yang kurang etis dengan mengejek lawan menggunakan istilah yang tidak umum seperti SGIE. Namun, ada juga netizen yang mengapresiasi kerendahan hati Muhaimin yang mengakui ketidaktahuannya tentang SGIE.

SGIE menjadi trending topic sejak Jumat malam lalu hingga pagi ini setelah dalam debat Cawapres, Gibran melemparkan pertanyaan kepada Muhaimin, “Gus Muhaimin merupakan Ketua Umum PKB, tentunya mengetahui bagaimana cara menaikkan peringkat Indonesia di SGIE,” ujar Gibran.

Muhaimin merespon, “Mohon maaf, apa itu SGIE?,” ujar Muhaimin.

State of the Global Islamic Economy atau SGIE merujuk pada negara-negara dengan kekuatan ekonomi syariah di dunia di mana Indonesia menempati urutan ke-4 setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) berdasarkan laporan tahun 2022.

SGIE merupakan standarisasi yang dikeluarkan oleh DinarStandard yang secara berkala merilis The Global Islamic Economy Indicator. SGIE mencerminkan ekonomi Islam yang meliputi produk minuman dan makanan, kosmetik, farmasi, fesyen, media dan rekreasi, serta keuangan, semuanya berdasarkan prinsip syariah.

Terdapat 81 negara yang masuk dalam parameter Global Islamic Economy Indicator. Laporan DinarStandard juga didukung oleh Departemen Ekonomi dan Pariwisata (DET) di Dubai.

Setelah debat cawapres di Senayan Jakarta, capres nomor urut 1 Anies Baswedan merespon bahwa Gibran masih berdiskusi dalam hal teknis, sedangkan pada level kontestasi nasional idealnya membahas segala hal yang substantif. Perihal SGIE bisa dicari melalui mesin pencari Google, kata Anies. Namun, sebagai sebuah pertanyaan, SGIE adalah sah.

“Publik nanti akan menilai apakah memang ini format cerdas cermat untuk hafalan atau ini format tentang ideologi, gagasan, nilai yang kemudian diwujudkan dalam kebijakan,” komentar Anies. (wol/bloomberg/pel/d2)