Pilihan dan Perjuangan yang Tidak Mudah bagi Kita

by -111 Views

Selama 20 tahun terakhir, dalam perjalanan politik saya, pesan yang saya bawa tidak berbeda jauh dengan yang terdapat dalam buku ini. Saya sering dihadapkan dengan upaya diskreditasi dari lawan-lawan politik saya. Mereka menggambarkan saya sebagai sosok yang haus akan kekuasaan, yang ingin berkuasa dengan cara apa pun. Saya juga digambarkan sebagai individu yang suka menggunakan kekerasan, kejam, dan sebagainya. Padahal, saya telah membuktikan melalui pengalaman bertahun-tahun bahwa saya selalu mengutamakan penyelesaian masalah secara damai.

Sebagai seorang mantan prajurit yang telah mengalami perang dan kehilangan banyak anggota tim di medan pertempuran, saya selalu mengutamakan perdamaian. Saya mengalami kehilangan komandan yang saya hormati dan anak buah terbaik di bawah kepemimpinan saya. Oleh karena itu, saya selalu mendukung jalan damai sebagai prioritas utama.

Fitnah yang disebarkan tentang saya sangat keji. Saya pernah dituduh ingin menutup semua gereja di Republik Indonesia, padahal sebagian besar keluarga saya merupakan penganut agama Kristen. Bahkan di lingkungan sekitar saya, banyak yang beragama Nasrani. Saya seorang mantan prajurit TNI yang bersumpah untuk membela seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang suku, agama, ras.

Saya juga pernah difitnah sebagai individu anti etnis Tionghoa, meskipun saya selalu membela semua kelompok minoritas. Fitnah-fitnah ini merupakan bagian keji dari politik. Saya selalu yakin kepada para pendukung dan sahabat saya untuk tetap sabar dan tenang, serta tidak merespons dengan kemarahan. Namun, saya juga meminta mereka untuk tetap siap secara mental, tenaga, dan sikap.

Saya mengajak para pembaca buku ini untuk merenungkan pendapat, sikap, dan jawaban mereka. Pertanyaan yang saya ajukan adalah apakah kita akan bersama-sama membela kebenaran, atau kita akan menyerah kepada ketidakbenaran, kecurangan, dan kezaliman? Saya mengajak para pembaca untuk mengambil langkah-langkah menghadapi masa depan, dengan berpegang pada landasan konstitusional dan menghadapi campur tangan asing dengan kekuatan dan keyakinan kita sendiri.

Saya meyakini bahwa harapan rakyat untuk masa depan yang lebih baik terletak pada mereka yang selalu belajar dan berbagi, serta pada kaum intelektual yang mendukung keadilan dan kesejahteraan.

Harapan rakyat akan masa depan yang lebih baik juga terletak pada pundak saudara yang telah membaca buku ini dengan seksama, yang mampu memahami data dan informasi yang disajikan, serta menyebarkannya kepada masyarakat.

Saya yakin bahwa kaum intelektual bangsa Indonesia harus menjadi kekuatan yang menentukan, yang damai, memberikan kesejukan, dan tidak membiarkan ketidakadilan terus berjalan di Republik Indonesia.

Saya membutuhkan dukungan dari saudara-saudara untuk membangun suatu alternatif pilihan yang akan membawa kebersamaan, kekuatan yang bersatu, dan akal yang sehat untuk sukseskan demokrasi kita.

Sekarang, kunci keberhasilan kita kembali kepada kebersamaan kita. Kita harus bersatu dan membuktikan bahwa rakyat Indonesia masih punya harga diri, tidak mau dibeli, dan ingin menjadi rakyat yang terhormat.

Saya mengajak para pembaca buku ini untuk menilai kondisi yang ada dengan jujur, serta untuk turun gunung dan memimpin dengan ilmu, dawuh fatwa, dan sebagai bagian dari kekuatan intelektual bangsa. Kita harus menjaga kebersamaan dan saling mendukung sebagai bangsa yang besar.

Kita tidak boleh tinggal diam. Kita harus memimpin dengan sikap yang benar dan secara konkret. Kita harus bersatu dan membuktikan bahwa rakyat Indonesia memiliki tekad untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Saya harap saudara-saudara yang membaca buku ini dapat memberikan dukungan yang riil dan konkret, serta bersatu untuk mencapai cita-cita yang luhur bagi bangsa Indonesia. Source link