Tekanan Kembali Menghantui Pasar Keuangan

by -100 Views

MEDAN, Waspada.co.id – Dalam FOMC (federal open market committee) minutes pada hari ini, Kamis (4/1) Bank Sentral AS belum memberikan gambaran kapan bunga acuan akan dipangkas nantinya.

Masih ada ketidakpastian yang cukup besar, yang membuat sentimen pasar justru menjadi beban bagi kinerja pasar keuangan di hari ini. Pelaku pasar kembali dihadapkan oleh ketidakpastian, yang memicu koreksi pada kinerja pasar saham di AS dan di bursa Asia pada perdagangan dini hari.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan kinerja pasar keuangan kian berat, menjelang rilis data non farm payrolls serta tingkat pengangguran AS.

“Di mana data tersebut keduanya sejauh ini diproyeksikan memburuk. Ini akan membuat pelaku pasar kian pesimis akan prosfek penurunan bunga acuan global. Data penting yang tersaji jika sesuai dengan eskpektasi atau lebih buruk dari ekspektasi, akan membuat pasar keuangan berada di zona merah,” tuturnya, Kamis (4/1)

IHSG pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini dibuka memang di buka menguat di kisaran level 7.289. Kinerja IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 7.230 hingga 7.300 pada hari ini. Dengan tetap menyisakan kekuatiran untuk terkoreksi.

Sementara itu, mata uang rupiah juga berpeluang melemah terhadap US Dolar. Sejauh ini, imbal hasil US Treasury 10 Tahun memang terpantau masih mampu bertahan dikisaran 3.19%.

“Namun, langkah Bank Sentral AS yang masih belum bisa dipastikan kapan akan menurunkan bunga acuan. Menjadi kabar yang bagus bagi US Dolar, dan menjadi kabar buruk buat mata uang lainnya termasuk rupiah. Dan mata uang Rupiah pada perdagangan pagi ini ditransaksikan melemah dikisaran level 15.535 per US Dolar,” ungkapnya.

Selain itu, harga emas juga terpantau mengalami pelemahan pada perdagangan pagi ini. Hargae mas mendapatkan sentimen negatif dari ketidakpastian penurunan bunga acuan. Harga emas terpuruk dikisaran $2.042 per ons troy.

“Dan membuka peluang terjadinya koreksi yang lebih dalam serta berpotensi menguji level psikologis $2.000 dalam jangka pendek,” tandasnya. (wol/eko/d1)

Editor: Ari Tanjung