Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo menyarankan lembaga antirasuah untuk menyelidiki keberadaan mantan calon anggota legislatif PDIP, Harun Masiku, melalui transaksi rekening orang terdekatnya. Harun sudah menjadi buron KPK selama empat tahun.
“Telusuri aliran rekening mereka. Dari orang-orang terdekatnya, sahabatnya, mitra kerjanya. Atau orang yang dianggap dekat dengan HM (Harun),” kata Yudi dalam keterangannya, Jumat (5/1).
Yudi yakin bahwa orang-orang di sekitar Harun-lah yang membiayai hidupnya selama menjadi buron. Menurutnya, tidak mungkin ada pihak asing yang memberikan bantuan tanpa maksud tertentu. “Dari orang-orang yang dekat dengannya, sahabatnya, mitra kerjanya. Atau orang yang dianggap dekat dengan HM (Harun),” ujar Yudi.
Yudi menambahkan bahwa Harun Masiku, sebagai manusia, memiliki kebutuhan hidup. Dengan menyelidiki pihak yang membiayai pelariannya, KPK diharapkan bisa menemukan keberadaannya.
Kasus Harun Masiku bermula ketika KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada 8 Januari 2020. Meskipun awalnya Harun sempat kabur, namun belakangan terungkap bahwa ia berada di Indonesia sejak 7 Januari 2020.
Empat orang kemudian ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, termasuk Harun Masiku dan Wahyu Setiawan. Dua tersangka lainnya adalah eks Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Agustiani Tio Fridelina, dan kader PDIP Saeful Bahri.
Selama persidangan, nama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan upaya penggantian caleg juga mencuat. Terdakwa pemberi suap, Saeful Bahri, diketahui sebelumnya merupakan staf Hasto. Bahkan, Wahyu Setiawan juga pernah berjanji membuka dugaan keterlibatan Hasto.
