Yakubu Gowon adalah seorang pemimpin besar yang mampu merangkul mantan musuh-musuhnya. Ia menerima penyerahan tanpa syarat dari kelompok separatis Biafran pada bulan Januari 1970, dan kemudian mengumumkan amnesti untuk sebagian besar separatis Biafran. Selain itu, Gowon juga merumuskan program rekonsiliasi dan rekonstruksi untuk membangun kembali area yang rusak akibat perang.
Gowon, yang merupakan anggota suku minoritas Ngas yang lahir di Nigeria utara, juga merupakan seorang nasionalis. Ia bergabung dengan tentara pada usia 20 tahun dan menghabiskan banyak waktu berlatih di Inggris. Setelah kembali ke Nigeria, ia terlibat dalam kudeta menggulingkan pemerintah sipil dan akhirnya diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat pemerintahan militer Nigeria pada usia 31 tahun.
Selama kepemimpinannya, Nigeria terpecah oleh gerakan separatis, terutama gerakan Ibos Kristen dari Nigeria Timur. Perang saudara pun terjadi selama tiga puluh bulan, dengan diperkirakan satu juta warga sipil tewas karena konflik ini. Namun, Gowon mampu merangkul musuh-musuhnya setelah menerima penyerahan tanpa syarat dari Biafran.
Setelah perang saudara berakhir, Gowon mengalami kudeta dan pergi ke pengasingan di Inggris. Di sana, ia memperoleh gelar Ph.D dalam ilmu politik dan pada akhir 1980-an menjadi profesor di sebuah perguruan tinggi. Setelah kembali ke Nigeria, ia mengorganisir sebuah LSM untuk mempromosikan tata pemerintahan yang baik dan memerangi penyakit menular.
Segala usahanya membuatnya mendapatkan penghargaan tertinggi oleh Dewan Penganugerahan Penghargaan Perdamaian Dunia pada tahun 2004. Overall, artikel ini menggambarkan kepemimpinan yang hebat dari Yakubu Gowon dan kemampuannya untuk merangkul mantan musuh-musuhnya.
