Jakarta – Institut riset internasional Ipsos Public Affairs telah melakukan survei wajah ke wajah untuk menggambarkan perkembangan dan dinamika elektoral menjelang pemilihan calon presiden dan wakil presiden. Survei dilakukan dari 27 Desember hingga 5 Januari dan tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Survei ini melibatkan 2000 responden yang berusia 17 tahun ke atas atau yang sudah menikah. Pengambilan data dilakukan dengan metode multistage random sampling, dan wawancara tatap muka dilakukan menggunakan aplikasi Ipsos Ifield Computer-Assisted Personal Interviews (CAPI). Margin Error: ±2,19% dengan tingkat kepercayaan 95%.
“Di tengah Pilpres yang tinggal hitungan minggu, dinamika pemilih mengalami pergeseran dan berdampak pada peta kompetisi elektoral yang signifikan,” kata Arif Nurul Imam, pengamat politik dan peneliti senior Ipsos Public Affairs dalam presentasinya di Jakarta (10/01/2024).
Menurut Arif, dalam Pilpres kali ini, efek Jokowi semakin nyata karena elektabilitas Prabowo-Gibran terus meningkat. Terutama pemilih Jokowi-Ma’ruf 2019 semakin banyak yang mendukung pasangan calon nomor dua ini.
Sementara itu, soliditas dukungan pasangan calon presiden paling tinggi ada di pasangan Prabowo-Gibran di mana hanya 13 persen yang masih bisa berubah, sementara pasangan Anies-Muhaimin terdapat 15 persen pendukungnya yang masih bisa bergeser. Sedangkan pemilih pasangan Ganjar-Mahfud terdapat sebanyak 20 persen yang masih bisa bergeser.
“Dibandingkan dengan data survei akhir bulan November, Prabowo-Gibran kembali mengalami kenaikan dari 42,66 persen menjadi 48,05 persen, sementara Anies-Muhaimin cenderung stagnan dari 22,13 persen menjadi 21,80 persen, dan Ganjar-Mahfud dari 22,95 persen turun menjadi 18,35 persen, sementara yang belum menentukan pilihan turun tipis dari 12,26 persen menjadi 11,80 persen,” katanya.
Arif melanjutkan bahwa jika mengaitkan kenaikan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah Jokowi-Ma’ruf saat ini, dari 65 persen di bulan November menjadi 74 persen di bulan Desember, maka siapapun pasangan Capres-Cawapres yang dianggap melanjutkan program-program kerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf besar kemungkinan akan mendapatkan efek Jokowi dalam hal elektabilitas.
Sementara itu, Sukma Widyanti, Deputy Director Ipsos Public Affairs, menyampaikan bahwa elektabilitas partai politik menunjukkan data yang mengejutkan di mana Gerindra menempati posisi teratas menggeser PDI Perjuangan. “Secara berturut-turut partai politik yang berpotensi masuk parlemen adalah Partai Gerindra yang mencapai elektabilitas hingga 27%; disusul PDI Perjuangan sebesar 21%, Golkar 8%, PKB 7%, PKS 7%, Nasdem 6%, PAN 4%, Demokrat 3%. Posisi PPP dan PSI masih belum aman karena kini turun dibanding survei sebelumnya,” ujarnya.
“Sampai saat ini survei juga menunjukkan bahwa pada basis-basis PDI Perjuangan khususnya Jawa Tengah yang disebut sebagai kandang banteng, suara Ganjar semakin tergerus,” katanya dalam presentasinya via daring.
Ipsos, selain menjadi anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), juga merupakan anggota Association for Global Research Agency Worldwide (ESOMAR), yang melakukan audit secara periodik terhadap para anggotanya.
Untuk diketahui, Ipsos merupakan lembaga riset internasional yang sangat berpengalaman di dunia global. Lembaga yang berkantor pusat di Perancis ini beroperasi di 90 negara, selain dikenal melakukan riset pasar, juga melakukan riset sosial politik, termasuk di Indonesia. (SENOPATI)
Sumber: https://prabowosubianto.com/selangkah-lagi-meraih-kursi-istana/