Program Terbaru Prabowo-Gibran: Pembayaran Utang bagi Petani dan Nelayan diprioritaskan

by -115 Views

JAKARTA, Waspada.co.id – Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan program baru dari pasangan calon nomor urut 2. Salah satunya adalah menghapus utang kredit petani dan nelayan.

Hal ini diungkapkan Hashim dalam acara pemenangan Prabowo-Gibran bersama para relawan di MG Setos, Kota Semarang, pada Minggu (21/1).

Hashim mengatakan program baru ini bermula setelah mereka beberapa kali bertemu dengan nelayan dan petani. Hasil pertemuan tersebut menunjukkan bahwa banyak petani dan nelayan yang terlilit utang, dengan perkiraan jumlah mencapai 8 juta orang.

“Oknum petani dan nelayan dianggap terbebani oleh utang kredit usaha yang berasal dari tahun 90-an, yakni sejak 97, 98, 99, dan tahun 2000-an. Banyak yang bilang ada 5-8 juta petani dan nelayan yang terbelit utang tersebut, yang belum lunas dan belum dibayar karena mereka tidak mampu membayar utang pokok dan bunganya. Sekarang mereka harus ke mana? Ke rentenir dan pinjol,” ujar adik kandung Prabowo itu.

Ia juga mengungkapkan bahwa dari keluhan para petani dan nelayan, kebanyakan dari mereka terpaksa mengambil jalan pintas dengan menggunakan pinjaman online, karena pihak bank tidak menawarkan solusi.

“Dalam konteks ini, mereka mengambil pinjolan online. Rentenir mengenakan bunga 6-7 persen per bulan. Karena mereka tidak dapat kredit dari perbankan nasional, sudah ter-blacklist, dicoret namanya, tidak bisa meminjam lagi,” katanya.

Ditambahkannya, setelah melihat situasi tersebut, tim Prabowo-Gibran memutuskan untuk mengadakan program pemutihan utang bagi para petani dan nelayan. “Kami akan menghapus semua utang itu. Akan dilakukan pemutihan. Kami akan melakukannya agar jutaan petani dan nelayan bisa meminjam lagi. Mereka tidak akan ditagih oleh bank. Kami akan menghapus dan memberi mereka hak untuk meminjam lagi. Pemerintahan Prabowo-Gibran akan memberikan hak tersebut,” ujar Hashim.

Ia juga menegaskan bahwa perbankan tidak akan mengalami kerugian dengan program tersebut karena utang yang lama sudah diganti oleh asuransi. “Kami menjamin agar perbankan tetap sehat. Mereka tidak akan rugi karena utang lama sudah diganti oleh asuransi kredit,” ungkapnya.

Selain pemutihan utang, Hashim juga menjelaskan mengenai program pembangunan rumah dan apartemen di desa dan kota. Dalam rencana, akan dibangun 20-25 unit rumah di setiap desa di Indonesia.

“Di perkotaan, akan dibangun juga rumah susun atau apartemen seperti di Singapura. Dalam 10 tahun, kami berharap akan membangun 30 juta rumah dan apartemen yang dapat menampung 150 juta warga Indonesia yang belum memiliki rumah layak dan baik,” tutur Hashim. (wol/inilah/pel/d2)