Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Hari Senin (29/1)

by -98 Views

JAKARTA, Waspada.co.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berisiko mengalami pelemahan hingga mencapai Rp15.890 menjelang pertemuan The Fed. Rupiah berhasil ditutup dengan menguat sedikit ke level Rp15.825 per dolar AS pada akhir pekan lalu, Jumat (26/1) menjelang pertemuan The Fed pekan ini.

Sementara itu, mata uang Asia terpantau bervariasi, namun dolar AS menguat. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat tipis sebesar 0,01% atau 1,0 poin ke level Rp15.825 per dolar AS. Sedangkan indeks mata uang AS terpantau menguat 0,10% ke posisi 103,67 pada sore hari.

Beberapa mata uang kawasan Asia juga terpantau menguat terhadap dolar AS, seperti dolar Hong Kong naik 0,05%, dolar Taiwan menguat 0,03%, peso Filipina menguat 0,39%, ringgit Malaysia naik 0,11%, dan baht Thailand menguat 0,21%. Sementara itu, mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS meliputi yen Jepang turun 0,12%, dolar Singapura turun 0,08%, won Korea turun 0,02%, dan yuan China melemah 0,09%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa pasar saat ini menunggu isyarat baru mengenai kebijakan moneter AS, yang dimulai dengan data indeks harga PCE, yang akan dirilis pada Jumat (26/1), karena data produk domestik bruto (PDB) kuartal IV/2023 tumbuh lebih dari yang diharapkan. Menurutnya, The Fed diprediksi akan mempertahankan suku bunganya dan bank sentral juga diperkirakan akan menahan diri pada pertemuan Maret 2024, membalikkan ekspektasi sebelumnya untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Di sisi lain, Bank Rakyat China secara tak terduga memangkas rasio persyaratan cadangan untuk bank-bank lokal, yang diperkirakan akan mengeluarkan hampir US$140 miliar likuiditas ke dalam perekonomian. Namun, para analis masih mempertanyakan seberapa besar dukungan ekonomi yang akan diberikan melalui stimulus moneter, mengingat China sedang bergulat dengan perlambatan parah dalam belanja konsumen dan bisnis.

Ibrahim juga menambahkan bahwa ekonomi global sedang bergolak akibat memanasnya tensi politik baik di Timur Tengah maupun Eropa. Namun, di dalam negeri, momen Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi atau PDB Indonesia, didukung oleh stabilitas politik yang terjaga dengan baik. Selain itu, uang beredar dalam arti luas (M2) juga diprediksi akan tumbuh di momen Pemilu.

Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.820—Rp15.890. (wol/bisnis/ari/d1)