JAKARTA, Waspada.co.id – Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengkritik keras netralitas Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini didasari oleh fakta bahwa Jokowi telah menunjukkan keberpihakannya terhadap salah satu pasangan calon dalam Pilpres 2024.
“Jokowi adalah presiden yang layak dikritik sebagai perusak demokrasi. Jokowi bahkan tidak mempedulikan citra dirinya sebagai seorang presiden yang bukan hanya kepala pemerintahan tetapi juga kepala negara,” ujar Ketua Koordinator BEM SI, Hilmi Ash Shidiqi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (8/2).
Hilmi mengaku kecewa dengan Jokowi yang sebelumnya menyatakan tidak akan berpihak dalam pemilu 2024, namun kenyataannya berbohong. Dia menyebut Jokowi berdusta telah menodai demokrasi dengan ikut berpihak dan tidak menjaga netralitas pemilu.
“Jokowi menyatakan akan menjaga netralitas dalam pemilu tapi ternyata berdusta. Jokowi malah menyatakan tidak akan bersikap netral dan yang lebih penting janji Jokowi untuk menjaga demokrasi ini adalah munafik, sekarang demokrasi hancur di akhir periode jabatannya demi keinginan untuk berkuasa semata,” katanya.
Melihat situasi yang ada, BEM SI mendesak Presiden untuk melakukan cuti dari jabatannya agar tidak ada konflik kepentingan. Selain itu, BEM SI juga meminta para menteri yang terlibat dalam kampanye yang menguntungkan pasangan calon agar segera berhenti. Tak hanya itu, dia juga mendesak agar Jokowi melakukan permintaan maaf di ruang publik.
“Mengucapkan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia secara terbuka bahwa dia telah merusak demokrasi,” kata dia. (wol/inilah/ryan/d2)