The Right Kind Of Leadership For Indonesia

by -135 Views

Ada dua tradisi besar dalam peradaban manusia: tradisi Barat yang meliputi Yunani kuno, Romawi kuno, dan pewaris dunia Barat, yaitu peradaban Eropa modern dan Amerika Utara, dan tradisi Timur yang didominasi oleh Tiongkok kuno dan India kuno.

Dari kedua tradisi besar ini, kita dapat belajar karakteristik negara yang kuat. Negara bisa menjadi kuat jika orang-orang yang dipercayakan untuk mengendalikan dan memimpin memiliki kepribadian yang baik dan kuat.

Yang dimaksud dengan kepribadian yang kuat dalam tradisi Barat dan Timur tercermin dalam ajaran populer yang ditemukan di Indonesia. Indonesia, pada dasarnya, adalah produk dari kedua peradaban besar tersebut.

Selama ribuan tahun, peradaban di Nusantara sebagian besar dipengaruhi oleh peradaban Hindu-Buddha dari India dan peradaban Tiongkok.

Pada pertengahan abad ke-12, ke-13, dan ke-14, peradaban Barat datang: Spanyol, Portugis, Inggris, Belanda, dan Prancis. Para pemimpin Nusantara, terutama yang memimpin perjuangan untuk kemerdekaan, adalah produk dari Barat dan Timur.

Kepemimpinan militer Barat sangat dipengaruhi oleh Yunani kuno, seperti yang digambarkan dalam kisah filsafat, mitos, dan sejarah oleh Plato, Herodotus, dan Thucydides.

Ada cerita tentang seorang pangeran, seorang jenderal militer, dan temannya pada malam sebelum pertempuran besoknya. Mereka berada di pegunungan dan suhu udara sangat dingin. Sang pangeran berada di tenda dengan selimut tebal dan api unggun hangat.

Teman itu bertanya pada Panglima Tertinggi mereka, sang pangeran, ‘Apakah kau tahu bahwa para prajurit kita berada di luar tanpa tenda? Tanpa selimut tebal? Menahan dingin, dan mungkin juga kelaparan?’

‘Tapi mengapa mereka tetap patuh dan setia padamu, yang sekarang nyaman di tenda dengan selimut tebal? Apakah kau tahu mengapa? Karena mereka tahu bahwa besok, perintah yang keluar dari mulutmu akan menentukan nasib mereka. Itulah mengapa mereka membiarkanmu berada di tempat yang hangat. Mereka ingin engkau segar, sehat, dan kuat besok sehingga perintahmu tidak merugikan nyawa mereka.”

Cerita ini menggambarkan tradisi kepemimpinan Barat. Para perwira dan pemimpin militer Barat diberi lebih banyak kenyamanan dan perlakuan lebih baik karena semua orang tahu bahwa produk dari kepemimpinan mereka adalah perintah mereka yang tepat. Perintah mereka harus mampu mengarah pada kemenangan tanpa pengorbanan terlalu banyak orang.

Semangat kepemimpinan militer Timur agak berbeda. Kita dapat menggambarkan tradisi kepemimpinan Timur ini dari kepemimpinan seorang jenderal terkenal dari cerita sejarah Tiongkok kuno seperti Jenderal Wu Chi (Wu Qi).

Wu Chi terkenal karena selalu berada di antara para prajuritnya. Jika prajuritnya berjalan, dia juga berjalan bersama mereka. Dia tidak ingin naik kuda atau kereta. Pakaiannya sama dengan para prajuritnya. Dia makan makanan yang sama dengan para prajuritnya. Jika prajuritnya tidak tidur di tenda, dia tidak ingin menggunakan tenda. Dia akan tidur di luar bersama para prajuritnya.

Itu adalah gaya kepemimpinan Wu Chi. Oleh karena itu, para prajuritnya sangat mengaguminya. Dalam pertempuran-pertempuran itu, dia tidak perlu menyuruh dengan keras, tidak perlu memimpin dengan kekerasan. Para prajuritnya sangat mencintainya sehingga mereka selalu memenangkan setiap pertempuran. Inilah gaya kepemimpinan Timur.

Di Indonesia, kita juga memiliki pemimpin seperti Wu Chi. Di antara pemimpin yang paling terkenal dari korps baret merah adalah Jenderal Mung Parahadi Mulyo. Dia dikenal sebagai komandan yang tidak memiliki pembantu di rumah.

Dia membersihkan lantainya sebelum pergi ke kantor. Istrinya dan keluarganya dilarang menggunakan mobil dinasnya. Dia membawa minumannya ke mana-mana. Pakaiannya juga seragam dengan TNI, meskipun mungkin dia bisa memakai pakaian bagus.

Dia dikenal sebagai orang yang tidak pernah ingin hidup melebihi dari yang diberikan negara kepadanya. Dia juga dikenal memiliki fisik yang sangat kuat. Sebelum memerintahkan para prajuritnya untuk melakukan sesuatu, dia melakukannya terlebih dahulu. Sebelum prajuritnya turun dari tebing, dia melakukannya terlebih dahulu. Jika dia berlari bersama para prajuritnya, dia selalu membawa senjata seperti para prajuritnya.

Pak Mung terkenal. Dia adalah komandan RPKAD yang berlari bersama para prajuritnya dari Cijantung ke Terminal Cililitan.

Menurut pendapat saya, kepemimpinan yang cocok untuk Indonesia adalah kombinasi kepemimpinan Yunani dan Wu Chi. Dengan kombinasi ini, kita dapat mengambil yang terbaik dari Barat dan Timur untuk menciptakan gaya kepemimpinan yang cocok untuk Indonesia.

Source link