MEDAN, Waspada.co.id – Data inflasi AS pada akhir pekan kemarin merealisasikan angka yang sesuai dengan ekspektasi.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan sekaligus mengkukuhkan bahwa kinerja inflasi belum cukup mendorong pemangkasan bunga acuan dalam waktu dekat.
“Pada perdagangan awal pekan ini, data inflasi akan menjadi data pembuka dari tanah air yang akan mempengaruhi kinerja pasar keuangan. Inflasi secara tahunan atau year on year diproyeksikan akan melandai, dan cenderung menjadi kabar baik bagi pasar keuangan,” tuturnya, Senin (3/6).
Selanjutnya, di awal pekan ini pelaku pasar juga tengah menanti data manufaktur China. Sejauh ini manufaktur China sebelumnya mengalami kontraksi yang memberi dampak negatif bagi kinera pasar keuangan di Asia.
“Selain itu, dalam sepekan kedepan akan ada rilis data ekonomi penting lainnya seperti indeks sektor jasa AS serta data ketenaga kerjaan di akhir pekan,” ungkapnya.
Jika merunut pada kinerja manufkatur China yang mengalami tekanan, serta ekspektasi bahwa data ketenaga kerjaan AS masih cukup kuat. Maka pasar keuangan selama sepekan kedepan masih dibayangi kabar yang tidak begitu menggembirakan.
“Hanya saja dari sisi teknikal, tekanan yang dialami pasar keuangan baik Rupiah dan IHSG akan menahan tekanan lanjutan yang mungkin saja terjadi,” jelasnya.
Pada awal pekan ini, kinerja bursa di Asia ditransaksikan di zona hijau. IHSG dan Rupiah juga mengalami penguatan pada perdagangan pagi ini.
IHSG dibuka menguat di level 7.030, sementara rupiah ditransaksikan menguat di level 16.235 per US Dolar. Ada peluang dimana pasar keuangan di tanah air akan menguat selama sesi perdagangan hari ini.
“Dan selama sepekan, pasar keuangan masih akan menanti data data ekonomi yang diproyeksikan sejauh ini lebih banyak memberikan tekanan pada pasar keuangan di Asia. Untuk IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 6.900 hingga 7.100 dalam sepekan kedepan. Sementara rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 15.970 hingga 16.150 per US Dolarnya,” katanya.
Di sisi lain, kinerja harga emas pada perdagangan hari ini ditransaksikan di kisaran level $2.329 per ons troy nya. Lebih rendah dibandingkan dengan penutupan kinerja harga emas pada akhir pekan sebelumnya.
“Tekanan pada harga emas menunjukan bahwa sepekulasi besaran bunga acuan The FED mengarah kepada kemungkinan ditundanya pemangkasan di tahun ini,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung