Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam Israel dengan kemungkinan pengiriman pasukan Turki ke Palestina untuk mendukung perjuangan mereka, pada hari Minggu (28/7/2024). Turki adalah salah satu negara yang mendukung kemerdekaan Palestina dan mengutuk agresi militer Israel terhadap Palestina di bawah pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Kita harus menjadi sangat kuat hingga Israel tidak dapat melakukan hal-hal ini terhadap Palestina,” katanya, merujuk pada genosida Israel yang terjadi di Gaza.
“Seperti ketika kita masuk ke (Nagorno) Karabakh, seperti ketika kita masuki Libya, kita dapat melakukan hal yang sama kepada mereka. Tidak ada yang tidak dapat kita lakukan. Kita hanya perlu menjadi kuat,” ujar Erdogan yang dikutip dari laman Al-Mayadeen (28/7/2024) waktu setempat.
Pada tahun 2020, Turki mengirim personel militer ke Libya untuk mendukung pemerintah yang diakui oleh PBB, Kesepakatan Nasional Libya.
Turki juga terlibat dalam operasi militer Azerbaijan di Nagorno Karabakh. Mereka mengakui menggunakan berbagai cara termasuk pelatihan dan modernisasi untuk mendukung sekutu dekatnya.
Dalam kesempatan yang sama, Erdogan juga menekankan bahwa tidak ada alasan bagi Turki untuk tidak melakukan apa yang dia sebutkan.
“Kita harus kuat sehingga kita dapat mengambil langkah-langkah seperti ini (terhadap Israel),” tambahnya.
Hubungan antara Turki dan Israel memanas setelah pasukan Zionis melancarkan agresi terhadap Gaza pada Oktober 2023. Erdogan bahkan mengumumkan hari berkabung nasional di awal agresi Israel. Di bawah kepemimpinannya, Erdogan juga memutuskan hubungan dagang dengan Israel dan menuntut gencatan senjata yang permanen. (Republika/CNN Indonesia/d1)
