MEDAN, Waspada.co.id – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menargetkan penambahan lahan baru untuk tanaman padi di Sumatera Utara (Sumut) sekitar 97.000 hektare.
Salah satunya dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan tidur menjadi lahan produktif.
Hal ini diungkapkan Sudaryono setelah mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Dandim, Danrem, Penyuluh Pertanian, dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Sumut, di Balai Prajurit Kodam I/BB Jalan Gatot Subroto Medan, Senin (12/8).
“Dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan tidur menjadi lahan produktif, diharapkan target ini bisa tercapai,” kata Sudaryono.
Sudaryono menyatakan bahwa perubahan iklim seperti El Nino memengaruhi pola tanam. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga berdampak pada krisis pangan di seluruh dunia.
Menurutnya, ada tiga program utama yang perlu dilaksanakan saat ini untuk meningkatkan produksi beras, yaitu optimalisasi lahan rawa (oplah), pompanisasi, dan tumpangsari padi gogo di antara peremajaan sawit.
“Sudah diprediksi bahwa bulan-bulan ke depan akan mengalami musim kemarau, jadi sudah sejak jauh hari kita telah melakukan program pompanisasi,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa untuk meningkatkan produksi di sawah tadah hujan melalui program pompanisasi, sehingga tidak perlu menunggu musim hujan untuk menanam sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan yang cukup.
“Memanfaatkan sumber air, pupuk yang sudah siap, dan benih yang tersedia untuk segera ditanam. Gunakan pompa yang sudah diberikan kepada petani, sehingga produksi pangan kita bisa lebih baik dan mencukupi,” katanya.
Lebih lanjut, Sudaryono mengatakan bahwa Sumut merupakan salah satu dari 13 pusat pangan di Indonesia, sehingga menjadi perhatian serius bagaimana program ini dapat dilaksanakan dengan baik, tepat waktu, dan segera tercapai.
Oleh karena itu, Wamentan turut mengajak jajaran Pemprov Sumut untuk mempercepat akselerasi produksi guna memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Keberhasilan ini membutuhkan kolaborasi antara Kementan, Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten/Kota se-Sumut, jajaran Kodam/Korem, Dandim, dan Koramil, serta bantuan personel lapangan Babinsa dan penyuluh pertanian,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumut, Rajali, optimis bahwa Sumut akan menjadi lumbung pangan di wilayah Sumatera, karena program penambahan areal tanam (PAT) dan Optimasi Lahan (Oplah) menjadi program utama yang dikerjasamakan dengan TNI.
Rajali menyatakan bahwa target penambahan areal tanam di Sumut sebesar 97.294 hektare dengan realisasi hingga kini mencapai 55.342 hektare atau sekitar 56,88%. Sedangkan luas optimasi lahan yang dikerjasamakan dengan TNI mencapai 30.442 hektare dan saat ini pekerjaan sudah mencapai 18,28% atau sekitar 5.564 hektare.
“Kami menargetkan optimasi lahan ini selesai 100% pada akhir Agustus 2024 ini dan penanaman dapat dilakukan awal September 2024. Dengan penyelesaian optimasi lahan oleh TNI, kami berharap penambahan areal tanam di Sumut bisa tercapai dan memberikan hasil yang sangat baik dalam meningkatkan produksi pertanian, khususnya komoditas padi,” harapnya.
Sebelumnya, Ketua Tani Merdeka Indonesia (TMI) Provinsi Sumut, Muhammad Husni, yang mendampingi kunjungan kerja Wamentan, mengungkapkan harapannya akan terus mendapatkan dukungan dari Kementan untuk pembangunan, terutama di bidang pertanian di Sumut.
“Kami mengharapkan dukungan dari Wakil Menteri Pertanian dan kami yakin jika semua pihak, petani, dan masyarakat bersama-sama membangun pemahaman akan kedaulatan pangan, kita dapat mewujudkannya seperti yang diharapkan oleh Presiden Terpilih kita, Bapak Prabowo Subianto,” ujar Husni. (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA