MEDAN, Waspada.co.id – Calon Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi, meminta kepada semua pendukungnya untuk tidak takut menghadapi lawan politik yang mulai menggunakan berbagai cara untuk mempengaruhi masyarakat.
Menurut Edy, diperlukan keberanian dalam berjuang, karena kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumut tahun 2024 diprediksi akan berlangsung keras.
Pernyataan tegas ini disampaikan oleh Edy setelah mengikuti acara jalan pagi bersama Ikatan Keluarga Alumni SMAN 1 (IKA SMANSA) Medan di Rumah Pemenangan Jalan Jenderal Sudirman, Medan, pada Minggu (25/8).
“Pilgub Sumut kali ini akan berlangsung keras. Oleh karena itu, diperlukan keberanian untuk menghadapinya. Saya berharap seluruh pendukung saya, termasuk IKA SMANSA, tidak takut. Karena yang saya butuhkan adalah orang-orang yang berani, bukan penakut,” kata Edy.
Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) ini mengatakan bahwa Pilgub Sumut diprediksi akan diikuti oleh dua pasangan calon saja. Hal ini karena demokrasi bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin mereka.
“Jika tidak diberi kesempatan untuk memilih, itu bukanlah demokrasi. Oleh karena itu, jangan takut untuk menentukan pilihan,” ujarnya.
Gubernur Sumut periode 2018-2023 ini juga mengakui bahwa banyak masyarakat yang mulai diintimidasi, sehingga mereka takut mendekatinya.
“Ada yang bahkan takut untuk berfoto dengan saya. Ada juga yang mengatakan, mereka mendukung Pak Edy hanya dari belakang. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada pihak yang mencoba mengganggu setiap kegiatan,” katanya.
Edy juga menegaskan bahwa tidak ada yang boleh merusak Sumut. Oleh karena itu, menjadi pemimpin Sumut memerlukan keberanian untuk menegakkan kebenaran.
Ia juga mengingatkan kepada pendukung dan relawan mengenai tantangan yang akan dihadapi di masa depan. Selain tekanan, mereka juga akan dihadapi dengan pengaruh logistik.
“Kita harus melawan upaya pengaruh dari luar, seperti pembagian beras yang dilakukan dari Jakarta. Rakyat Sumut memiliki harga diri dan bukanlah pecundang,” tambahnya.
Editor: Rizki Palepi