Pada tahun 2024, ekspor karet alam dari Sumatera Utara mengalami penurunan yang signifikan. Data menunjukkan bahwa volume ekspor karet alam pada tahun tersebut turun menjadi 254.376 ton dari 512.725 ton pada tahun 2017, menandakan penurunan sebesar 50,3%. Penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk permintaan yang menurun dari pabrik ban internasional dan persaingan yang semakin ketat dengan negara produsen karet lainnya seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam.
Meskipun harga karet meningkat pada kuartal IV tahun 2024, produksi atau pasokan karet alam dari Sumatera Utara tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Ekspor karet alam Sumatera Utara masih terutama ke pasar tradisional di Eropa, dengan lima negara utama tujuan ekspor termasuk Jepang, Amerika Serikat, Brasil, China, dan India. Namun, pasar karet global, terutama di Afrika, juga menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam produksi dan ekspor karet alam, menimbulkan persaingan lebih ketat di pasar internasional.
Dengan tantangan tersebut, sektor karet alam Indonesia, khususnya di Sumatera Utara, perlu beradaptasi dengan perubahan pasar. Pemerintah dan pelaku industri karet diminta untuk terus meningkatkan daya saing dan inovasi guna mempertahankan posisi Indonesia sebagai pemain utama di pasar karet dunia. Meningkatkan produksi dan menghadapi persaingan global menjadi fokus utama dalam upaya memperbaiki kinerja ekspor karet alam Sumatera Utara ke depan.