Reformasi Intelijen Indonesia: Transformasi Pengawasan untuk Lebih Akuntabel

by -72 Views

Reformasi Intelijen Indonesia yang Terus Berkembang

Sebagai lembaga yang bertugas sebagai mata dan telinga negara, Reformasi Intelijen Indonesia (BIN) harus terus berada dalam kondisi yang adaptif menghadapi tantangan dan ancaman yang semakin kompleks. Dengan perubahan dinamika keamanan baik global, regional, maupun nasional, pentingnya Reformasi Intelijen Indonesia semakin nyata.

Suatu hari, Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie Jakarta mengadakan diskusi bertajuk “Dinamika Reformasi dan Tata Kelola Intelijen” di Kampus Universitas Bakrie, Rasuna Said, Jakarta, pada 19 Maret 2025. Diskusi ini dihadiri oleh berbagai pakar dan akademisi untuk membahas kelembagaan Intelijen, sumber daya manusia, teknologi, dan mekanisme pengawasan.

Dinamika pengawasan Intelijen menjadi fokus utama dalam diskusi tersebut. Ketua Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie, Aditya Batara Gunawan, menyoroti pentingnya peran mekanisme pengawasan dan pengelolaan sumber daya manusia dalam Reformasi Intelijen Indonesia.

Reformasi Intelijen Indonesia yang saat ini diawasi oleh Tim Pengawas (Timwas) Intelijen yang merupakan bagian dari Komisi I DPR RI masih perlu disempurnakan. Dalam UU No. 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara, pengawasan eksternal terhadap BIN dilakukan oleh komisi DPR yang berfokus pada bidang intelijen. Namun, efektivitas Timwas dalam mengawasi BIN masih diperdebatkan, khususnya dalam aspek anggaran, operasi intelijen, dan regulasi.

Untuk meningkatkan akuntabilitas pengawasan Intelijen, Direktur Eksekutif LESPERSSI, Rizal Darma Putra, menekankan perlunya kontrol demokratis yang lebih kuat. Meskipun tidak semua informasi dapat diungkapkan secara terbuka, prinsip akuntabilitas tetap harus dipertahankan. Menurutnya, kewenangan penyelidikan Timwas dalam kasus-kasus penyimpangan perlu diperkuat agar transparansi dalam lembaga dapat terjaga.

Berdasarkan perkembangan kelembagaan BIN selama beberapa tahun terakhir, mantan Gubernur Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), Mayjen TNI (Purn) Rodon Pedrason, menyatakan bahwa BIN telah mengalami perkembangan yang signifikan. Kepemimpinan Budi Gunawan dianggap berhasil membuat BIN semakin adaptif dan akademis terhadap perubahan lingkungan strategis. Penambahan kedeputian baru seperti Intelijen Siber dan Intelijen Pengamanan Aparatur menjadi bukti kemajuan BIN dalam Reformasi Intelijen Indonesia.

Dalam upaya meningkatkan efektivitas Reformasi Intelijen Indonesia, tantangan teknologi turut menjadi fokus diskusi. Analis Utama Maha Data Lab 45, Diyauddin, menyoroti risiko kerawanan teknologi intelijen yang digunakan Indonesia. Kepala Kantor Internasional FISIP UI, Awani Yamora Masta, mengingatkan bahwa ancaman siber dan manipulasi data menjadi tantangan utama dalam kegiatan intelijen modern.

Kesimpulannya, pentingnya Reformasi Intelijen Indonesia menjadikan pengelolaan sumber daya manusia yang profesional dan teknologi intelijen yang mandiri harus didukung. Mekanisme pengawasan terhadap BIN juga harus ditingkatkan agar memastikan transparansi dan akuntabilitas lembaga. Dalam menghadapi ancaman yang semakin rumit, modernisasi institusi dan strategi intelijen memegang peranan penting. Peran aktif dari akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam mendorong Reformasi Intelijen Indonesia menjadi kunci keberhasilan.

Sumber: Reformasi Intelijen Indonesia: Pakar Soroti Efektivitas Pengawasan BIN
Sumber: Pakar Soroti Efektivitas Tim Pengawas Intelijen