Percakapan antara Nissan dan Honda terus berlanjut meskipun upaya merger awal gagal. Kedua perusahaan otomotif ini masih aktif dalam bekerja sama dan mempertimbangkan kolaborasi di masa depan, terutama dalam proyek mobil listrik, perangkat lunak, dan AI. Para eksekutif dari Nissan dan Honda telah menekankan pentingnya kerjasama antara keduanya, dengan fokus pada kemungkinan kolaborasi dalam pengembangan SUV besar. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan dan menurunkan biaya produksi untuk kedua perusahaan.
CEO Nissan, Ivan Espinosa, menyatakan bahwa masalah arus kas menjadi fokus utama perusahaan saat ini. Nissan, yang menghadapi krisis keuangan, berusaha untuk meningkatkan profitabilitas sambil memotong biaya operasional. Kemitraan dengan Honda direncanakan sebagai langkah strategis untuk mencapai tujuan ini. Meskipun masih belum ada keputusan final tentang bentuk kolaborasi antara Nissan dan Honda, para eksekutif menunjukkan kesiapan perusahaan untuk menjalin kemitraan yang efisien dan menguntungkan.
Selain Honda, perusahaan manufaktur Taiwan, Foxconn, juga menunjukkan minatnya untuk bekerja sama dengan Nissan. Meskipun terdapat beberapa kendala terkait regulasi dan politik, Nissan mempertimbangkan berbagai opsi kemitraan yang dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Dengan adanya pergantian CEO yang baru, Nissan terbuka terhadap berbagai kesempatan kerjasama di masa depan. Melalui strategi ini, Nissan berharap dapat mengatasi tantangan finansial yang dihadapi dan membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.
