Menginspirasi: Ibu Tiar dan Perjalanan Bersama PNM – Waspada Online

by -42 Views

Di sebuah rumah kayu di pinggir rel kereta api yang masih aktif di sudut Kota Medan, seorang perempuan bernama Ibu Tiar menjalani hari-harinya dengan semangat luar biasa. Meskipun mengalami keterbatasan fisik akibat penyakit tulang, Ibu Tiar tetap gigih dalam mengumpulkan rongsokan, memilah sampah, dan membangun masa depan. Bersama suaminya, mereka memulai usaha pengepulan barang bekas dari nol dengan hanya memiliki karung bekas. Usaha mereka melibatkan pengumpulan gelas plastik, botol, dan limbah rumah tangga yang dapat didaur ulang.

Meski awalnya menghadapi tantangan modal dan pengetahuan, kehidupan Ibu Tiar berubah ketika ia mengenal program pembiayaan dan pendampingan usaha PNM Mekaar. Dengan bantuan pinjaman awal sebesar Rp2 juta, Ibu Tiar mampu memulai usaha tambahan seperti menjual pulsa dan gas elpiji 3kg untuk meningkatkan pemasukan keluarga. Selain sebagai penerima manfaat, Ibu Tiar juga aktif sebagai ketua kelompok “Bahari” serta rajin mengikuti pelatihan dan kegiatan yang diselenggarakan PNM, dari kewirausahaan hingga manajemen keuangan.

Perjalanan bisnis Ibu Tiar tidaklah mudah, namun hasilnya mulai terlihat dalam enam tahun terakhir. Usahanya berkembang pesat, dari pengepul barang bekas menjadi pusat daur ulang di lingkungan sekitarnya. Dari pinjaman awal Rp2 juta, Ibu Tiar mampu mengelola pinjaman hingga Rp11 juta dan tetap menjadi nasabah binaan Mekaar. Ia tak hanya sukses dalam usaha, tetapi juga menjadi inspirasi bagi ibu-ibu di sekitarnya untuk memulai usaha dan memanfaatkan potensi yang ada.

Pemimpin Cabang PNM Medan, Benny Satria, menyatakan bahwa kisah sukses seperti yang dialami Ibu Tiar menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan melalui usaha ultra mikro memiliki dampak positif yang luar biasa, tidak hanya bagi keluarga tapi juga komunitas. Ibu Tiar kini tidak hanya mampu menafkahi keluarganya melalui usaha pengepulan, tetapi juga membantu membangun ekosistem produktif di lingkungannya. Ia menjadi bukti bahwa perjuangan tak mengenal batas, dan harapan bisa muncul dari tempat yang tak terduga, bahkan dari tumpukan rongsokan di halaman rumah.

Source link