Dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Pesantren Persatuan Islam (Persis) di Tarogong, Garut, Jawa Barat, tidak hanya memberikan makanan kepada siswa, tetapi juga membangun rantai pasok berbasis masyarakat yang melibatkan orang tua siswa sebagai pemasok utama. Program ini merupakan bagian dari Program Unggulan Presiden Prabowo Subianto yang cepat dan berdampak tinggi (PHTC). Hj Ida Rogayah, Kepala Koki Dapur Persis Garut MBG, menjelaskan bahwa hampir semua bahan makanan berasal dari keluarga siswa, mulai dari sayuran hingga daging sapi. Unit Layanan Pemenuhan Gizi Sekolah (SPPG) memiliki 47 staf dapur yang berpengalaman dalam menyiapkan makanan harian untuk siswa asrama.
Perubahan yang dilakukan termasuk mengubah ruang olahraga menjadi fasilitas dapur yang lengkap. Meskipun dapur MBG resmi beroperasi pada Januari 2025, uji coba telah dilakukan sejak Desember 2024. Ahli gizi Siti Nurbayati Solihah menekankan komitmen tim terhadap kualitas makanan dan memastikan bahan baku yang digunakan memenuhi standar gizi. Ustadzah Ainurjannah, pembimbing sekolah, menjelaskan bahwa meskipun awalnya ada keluhan dari anak-anak terkait makanan sayuran, tetapi dengan waktu keluhan itu memudar karena bagian dari edukasi gizi yang diberikan.
MBG di Pesantren Persis Garut telah beroperasi tanpa keluhan dari siswa atau keluarga mereka. Deputi I Kantor Komunikasi Presiden menyatakan bahwa operasi MBG di sekolah telah mematuhi standar SOP nasional. Dalam kunjungan ke sarana pemanggangan kopi dan kafe modern Kopi 76, delegasi juga berdiskusi dengan guru dan siswa. Program ini mendapat dukungan dari Pemerintah daerah Garut dan komitmen untuk mendukung program nasional ini dengan mendirikan lebih banyak dapur MBG di daerah tersebut. Keseluruhan, program MBG di Pesantren Persis Garut memperlihatkan keberhasilan dalam menghadirkan makanan bergizi bagi siswa secara efektif.