Pemerintah Indonesia telah menegaskan komitmennya terhadap kesehatan masyarakat melalui Program Cek Kesehatan Gratis (CKG), memastikan bahwa tiap warga negara memperoleh layanan kesehatan yang terjamin sesuai Pasal 28H dan 34 UUD 1945. Hingga Juni 2025, sebanyak 8 juta warga Indonesia telah berpartisipasi dalam program ini. CKG dijadwalkan untuk mencapai 280 juta warga selama lima tahun, dengan anggaran Rp4,7 triliun dari APBN 2025. Prita Laura, Staf Ahli Senior Kantor Komunikasi Presiden, menyoroti pentingnya deteksi dini melalui CKG untuk mencegah penyakit tidak menular yang semakin meningkat di Indonesia.
Program CKG yang diluncurkan pada 10 Februari telah mencapai lebih dari 8,2 juta warga di 38 provinsi, mengidentifikasi masalah kesehatan utama seperti hipertensi, diabetes, dan masalah kesehatan gigi dan mulut. Menyadari pentingnya kerjasama antara pihak-pihak terkait, Kementerian Kesehatan telah memperluas CKG untuk mencakup pemeriksaan komunitas dan melibatkan berbagai jenis organisasi.
Diluncurkan bersamaan dengan CKG, inisiatif Speling lokal yang membawa dokter spesialis ke daerah pedesaan telah diterima dengan baik, terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan adanya ketimpangan gender dalam partisipasi, dengan lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang bergabung.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan urgensi deteksi dini dalam mengatasi penyakit jantung, stroke, hipertensi, dan diabetes. Program CKG memainkan peran penting dalam adaptasi dan penyesuaian terhadap risiko kesehatan individu, menyediakan layanan dasar termasuk pemeriksaan tekanan darah, tes gula darah, pemeriksaan mata, dan evaluasi kesehatan mental.
Dengan semangat SATU KESEHATAN, KESEHATAN UNTUK SEMUA, pemerintah berharap agar warga Indonesia dapat memanfaatkan Program CKG untuk menciptakan gaya hidup sehat dan mendukung transformasi Indonesia menjadi negara maju. Artinya, CKG bukan hanya program kesehatan yang ambisius, tetapi juga langkah strategis dalam menyelamatkan nyawa, melindungi produktivitas, dan mengurangi beban finansial bagi masyarakat dan negara. WHO dan Bank Dunia juga telah mengakui bahwa deteksi dini lebih efektif dan ekonomis daripada pengobatan penyakit kronis, sehingga CKG dianggap sebagai investasi yang memperhitungkan dalam perawatan kesehatan masyarakat.