Kemarin malam, Ferrari memperkenalkan model terbarunya, Amalfi, dengan peningkatan mesin V-8 yang lebih powerful tanpa kehadiran pengaturan hybrid. Perubahan signifikan juga terjadi pada bagian dalam mobil, di mana roda kemudi yang diremas ulang dengan penambahan tombol fisik dan tombol start langsung untuk mengganti sistem yang menggunakan sentuhan kapasitif. Keputusan Ferrari untuk beralih kembali ke tombol fisik disambut positif oleh pelanggan yang menilai tombol sentuh sebagai penggunaan yang membingungkan. Bos Ferrari mengungkapkan rencana untuk menggunakan tombol fisik di setir untuk semua model yang akan datang di masa depan. Bahkan, retrofit untuk model-model yang sudah ada juga akan dimungkinkan, memudahkan pemilik mobil Ferrari untuk melakukan peningkatan di dealer tanpa harus mengirim mobil mereka kembali ke pabrik di Italia.
Keputusan Ferrari untuk menggunakan tombol sentuh pada model-model sebelumnya, terutama SF90, didasari oleh tekad untuk memasukkan teknologi terbaru dalam desain supercar mereka. Namun, setelah mendapatkan umpan balik yang keras dari pelanggan mengenai borosnya penggunaan tombol sentuh saat mengemudi, Ferrari memutuskan untuk kembali menggunakan tombol fisik. Meskipun antarmuka sentuh dianggap inovatif, Ferrari menyadari bahwa penggunaan tombol fisik lebih memperhatikan keselamatan pengemudi dengan tujuan untuk menjaga mata tetap fokus pada jalan dan tangan tetap di setir.
Perubahan ini tidak hanya terjadi pada Ferrari, Volkswagen juga memilih untuk kembali menggunakan tombol fisik pada model GTI, R, dan R-Line mereka. Trend ini menunjukkan pergeseran dari kontrol sentuh menjadi kembali menggunakan tombol fisik untuk meningkatkan pengalaman pengemudi. Meskipun sebagian besar produsen mobil saat ini cenderung menggunakan layar sentuh, adanya peningkatan penggunaan tombol fisik menunjukkan bahwa kebutuhan pengemudi untuk kesederhanaan dan keselamatan saat mengemudi tetap menjadi prioritas utama dalam industri otomotif.