Inflasi, IHSG, dan Rupiah Berkonsolidasi Menjelang Rilis Data

by -106 Views

Bursa di AS mengalami kenaikan setelah data indeks harga yang dibayar oleh konsumen AS dirilis sesuai dengan harapan pasar. Inflasi diproyeksikan akan semakin melandai di AS.

Pada hari ini, Gubernur Bank Sentral AS akan memberikan pidatonya. Pidato tersebut diproyeksikan akan menunjukkan sikap dovish yang berpotensi mendorong penguatan di pasar saham.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menyatakan bahwa dari sisi ekonomi domestik, akan ada rilis data inflasi di tanah air dan rilis indeks S&P manufacturing PMI.

Namun, mata uang rupiah pada hari ini tidak mengalami perkembangan yang baik. Indikator imbal hasil US Treasury lebih tinggi dari sebelumnya. US Treasury 10 YR berada di sekitar 4.318% pada pagi ini. Kinerja mata uang rupiah masih tertekan, meskipun Bank Sentral AS diproyeksikan akan bersikap dovish.

IHSG pada sesi perdagangan pagi ini melemah di level 7.043. Gerak bursa saham di Asia yang banyak melemah berpotensi mendorong pelemahan pada IHSG. Namun, tren pergerakan IHSG belakangan ini anomali dibandingkan dengan sejumlah bursa di Asia, menciptakan potensi koreksi besar pada IHSG. Secara teknikal, IHSG masih akan berkonsolidasi di level 7.100, dengan support berada di level 7.030.

Mata uang rupiah pada pembukaan perdagangan pagi ini melemah di level 15.525 per US Dolar. Rupiah masih diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 15.450 hingga 15.550. Secara fundamental, mata uang rupiah berpotensi untuk menguat seiring dengan melandainya inflasi di AS.

Harga emas masih memiliki peluang untuk menguat. Saat ini, harga emas ditransaksikan di sekitar $2.040 per ons troy. Harga emas masih kesulitan menembus level $2.050 per ons troy. Emas masih memiliki peluang untuk menguat lebih jauh, namun masih tertahan dari sisi teknikal.