Menteri Komunikasi Israel, Shiomo Karhi, mengatakan bahwa mereka akan menghalangi miliarder Elon Musk dalam menyediakan layanan internet ke Jalur Gaza melalui sistem komunikasi satelit miliknya, Starlink.
Karhi mengatakan bahwa Israel akan melakukan segala upaya yang mereka miliki untuk melawan keputusan Musk, dengan menuduh kelompok Hamas akan menggunakan layanan tersebut dalam aktivitas mereka.
“Menteri saya akan memutuskan semua hubungan dengan Starlink,” lanjut Karhi.
Pernyataan tersebut diucapkan setelah Musk menyatakan bahwa Starlink akan memperluas layanan ke “organisasi bantuan yang diakui secara internasional” di Jalur Gaza setelah Israel memutus jaringan komunikasi yang menyebabkan pemadaman listrik total di daerah yang terkepung pada Jumat malam.
Layanan komunikasi dan internet di Jalur Gaza terputus sepenuhnya akibat pengeboman hebat yang dilakukan oleh Israel terhadap jalur pengumpan, menara, dan jaringan, menurut Perusahaan Telekomunikasi Palestina.
Gaza telah berada dalam serangan udara tanpa henti dari Israel sejak serangan mendadak oleh Hamas pada 7 Oktober lalu. Kelompok perlawanan Palestina ini meluncurkan Operasi Badai Al-Aqsa yang mencakup serentetan tembakan roket dan penyusupan ke wilayah Israel dari darat, laut, dan udara.
Israel membalas dengan serangan udara tanpa henti, yang semakin memburuk pada Jumat malam bersamaan dengan serangan darat dalam kondisi jaringan telekomunikasi dan internet yang sedang mati total.
Sebanyak 7.703 warga Palestina, termasuk 3.595 anak-anak, tewas dalam serangan Israel, sementara korban jiwa di pihak Israel tidak lebih dari 1.400 jiwa.
Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza juga menghadapi kelangkaan makanan, air, dan obat-obatan akibat blokade yang diberlakukan oleh Israel terhadap wilayah tersebut. Hanya sedikit truk bantuan yang berhasil masuk ke Gaza sejak pembukaan titik penyeberangan Rafah akhir pekan lalu.
