Rekayasa Hukum dalam Konteks Pembangkangan Politik

by -106 Views

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) merupakan hasil dari political disobedience atau pembangkangan politik yang didukung oleh rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi (MK).

“Apa yang terjadi dengan seluruh mata rantai pencalonan Mas Gibran, sebenarnya adalah political disobedience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia. Kesemuanya dipadukan dengan rekayasa hukum di MK,” ujar Hasto dalam keterangannya, Minggu (29/10).

Hasto menilai langkah Gibran Rakabuming Raka bertentangan dengan sikap rakyat Indonesia yang secara kultural bertakwa kepada Tuhan. Sebagai sebuah negara yang spiritual, masalah moralitas, nilai kebenaran, dan kesetiaan sangatlah penting.

“Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang. Ada yang mengatakan life time saya hanya harian, lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan,” jelasnya.

Bagi Hasto, hal tersebut menjadi bagian dari situasi yang kelam dalam demokrasi saat ini. Dia yakin, seluruh rakyat Indonesia sangat memahami siapa yang meninggalkan demi ambisi kekuasaan semata.

“Semoga awan gelap demokrasi ini segera berlalu, dan rakyat Indonesia sudah paham, siapa meninggalkan siapa demi ambisi kekuasaan itu,” tegas Hasto Kristiyanto.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkap alasan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak hadir dalam pertemuan ketua umum partai koalisi di DPP Nasdem.

PDIP menilai Gibran Rakabuming Raka sudah membangkang karena tidak patuh kepada keputusan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang menetapkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari partai banteng merah tersebut. Sebaliknya, Gibran memutuskan maju sebagai cawapres Prabowo Subianto.

Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, menghormati pendapat PDIP. Namun yang jelas, dia mengatakan, niat Gibran Rakabuming Raka baik, yaitu membangun Indonesia bersama Prabowo.

“Saya rasa itu silahkan dinyatakan kembali. Saya kira yang penting dari kita niatnya nawaitunya baik, dari Pak Gibran ingin berjuang bersama Pak Prabowo,” kata Rosan di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (28/10).

Dia juga memuji duet Prabowo-Gibran. Menurutnya, pasangan ini saling melengkapi dan mampu menyerap semua aspirasi dari berbagai kalangan.

“Ini pasangan lengkap, dari semua unsur, dari junior sampai senior ada, pasangan ini bisa menyerap semua aspirasi yang ada. Karena jika anak muda berbicara dengan anak muda, pasti akan lebih terhubung,” ucap Rosan mengenai pernyataan PDIP. (liputan6/wol/pel/d2)