Penguatan Rupiah dan IHSG Diperkirakan Akan Berhenti di Sesi Hari Ini

by -126 Views

MEDAN, Waspada.co.id – Kinerja indeks bursa di Asia banyak yang berada di zona merah meskipun penurunannya sangat terbatas. IHSG juga berpeluang berada di zona yang tidak jauh berbeda pada hari ini.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan minimnya sentimen pasar keuangan juga berpeluang membuat pasar keuangan lebih dipengaruhi faktor teknikal sehingga peluang terjadi koreksi teknikal sangat terbuka.

“Dan IHSG di sisi lainnya bisa saja mengalami tekanan yang lebih besar seiring dengan kenaikan yang cukup tajam pada perdagangan kemarin. Meski demikian, jika nantinya ada koreksi pada perdagangan hari ini masih dianggap sebagai hal yang wajar. Namun hari ini menjadi masa krusial, karena terkait dengan tingginya tensi politik di tanah air,” katanya, Selasa (7/11).

IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 6.830 hingga 6.870 pada perdagangan hari ini. Pada sesi pembukaan perdagangan, IHSG tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

“Namun, IHSG di sesi pembukaan perdagangan terus mengalami penurunan kinerja. Penguatan IHSG pada perdagangan sebelumnya akan berhenti hari ini,” ungkapnya.

Sementara itu, mata uang rupiah melemah pada perdagangan hari ini. Yield US Treasury 10 Y mengalami kenaikan pada perdagangan di Amerika Serikat. Rupiah dibuka melemah di level 15.550 per dolar AS. Dan pada sesi perdagangan pukul 9 pagi, rupiah ditransaksikan sekitar 15.565 per dolar AS.

“Kinerja mata uang rupiah yang sempat menguat tajam pada perdagangan kemarin juga akan berhenti pada perdagangan hari ini,” jelasnya.

Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang 15.550 hingga 15.600 selama sesi perdagangan. Tekanan eksternal seiring kenaikan imbal hasil obligasi, ditambah dengan pelaku pasar yang menunggu pidato Gubernur Bank Sentral AS selanjutnya, menjadi beban bagi mata uang rupiah.

“Hal yang sama juga dialami oleh harga emas yang kembali mengalami tekanan di level $1.974 per ons troi-nya. Tekanan dari dolar AS memicu penurunan harga emas. Namun secara fundamental, emas masih memiliki potensi untuk kembali menguat dalam jangka pendek,” tandasnya. (wol/eko/d1)

Editor: Ari Tanjung