Mahfud Mengomentari Visi Misi Prabowo dan Gibran yang Dianggap Tak Mencerminkan Kepribadiannya

by -98 Views

JAKARTA, Waspada.co.id – Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD menyoroti keras kubu 02, yakni Capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengenai visi misi mereka. Pasalnya, Mahfud menilai bahwa visi dan misi pasangan calon dibentuk oleh tim di belakangnya.

“Karena terkadang kalau sebuah visi dan misi itu dibuat oleh tim. Dimana kadang kala calonnya kalau ditanya ndak tahu, sering begitu,” kata Mahfud dalam acara diskusi serta deklarasi bertajuk ‘Pemuda Gama (Ganjar-Mahfud) Pantura’ yang dilaksanakan di GOR Dharma Ayu, Indramayu, Jawa Barat, Senin (8/1).

Dalam agenda yang mayoritasnya anak muda tersebut, Mahfud mengingatkan untuk jangan percaya sepenuhnya terhadap visi dan misi setiap pasangan calon. Meskipun penting, namun ia menegaskan bahwa hal tersebut tidaklah cukup.

“Oleh sebab itu, visi dan misi itu cocokan dengan track record, cocokan dengan perjalanan hidupnya,” ujarnya.

Mahfud pun menyoroti program ekonomi kerakyatan yang diusung oleh kubu 02 yang sama sekali tidak diimplementasikan oleh keduanya. Ia menyebut bahwa pasangan capres-cawapres tersebut kerap kali menunjukkan gaya hidup mewah.

“Arlojinya yang harganya 60 juta, sepatunya 30 juta, bajunya yang dari luar negeri semua, makanannya di restoran-restoran di hotel-hotel mewah bintang lima. Kok mau bicara ekonomi rakyat, ndak cocok,” jelasnya.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) tersebut lantas membandingkan gaya dirinya dengan calon presiden Ganjar Pranowo. Ia mengaku bahwa pakaian yang ia kenakan semuanya berasal dari produk lokal, termasuk dalam debat ketiga capres pada Minggu (7/1/2024) malam di Istora Senayan, Jakarta Pusat.

“Nah itu namanya ekonomi rakyat, sehingga kalau saudara mau pesan nanti bisa dicari itu murah tapi kelihatan bagus, mewakili ke-Indonesiaan kita,” ujarnya.

Pada akhirnya, Mahfud menentang jika ada calon pemimpin yang mengusung program namun tidak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan apa yang dicanangkan. Baginya, tindakan tersebut dianggap sebagai alasan semata.

“Ndak bisa orang bicara ekonomi kerakyatan ndak pernah hidup dengan rakyat, itu omong kosong,” ucapnya. (wol/inilah/pel/d2)