Potensi Penurunan Harga Beras di Medan Dalam Waktu Dekat – Waspada Online

by -93 Views

MEDAN, Waspada.co.id – Terkait dengan kenaikan harga beras di sejumlah pasar di Kota Medan, Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, menanggapi bahwa memprediksi harga beras diproyeksikan turun dalam waktu dekat.

“Setelah sempat naik dan bertahan mahal untuk waktu yang cukup lama. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, harga gabah di tingkat petani (gabah kering panen) saat ini sudah turun sekitar Rp6.000 per Kg, dari sebelumnya dijual sekitar angka Rp6.500 hingga Rp6.800 per Kg,” tuturnya, Kamis (22/2).

Harga GKP yang mencapai Rp6.800 per Kg sempat terjadi pada bulan Januari kemarin. Dimana kala itu harga beras sempat naik rata-rata Rp500 ribu per Kg nya. Jika GKP dikonversi menjadi GKG dan selanjutnya dikonversi menjadi beras, maka harga ekonomi beras di tingkat pedagang pengecer ada sekitar Rp13.000 per kg untuk kualitas beras medium yang pecahannya adalah di atas 5%.

“Namun sejauh ini harga beras medium di Kota Medan berada dalam rentang Rp13.500 hingga Rp14.500 per Kg nya mengacu kepada PIHPS. Harga beras tersebut berpeluang untuk kembali mengalami penurunan dalam rentang Rp500 hingga Rp1000 per Kg. Walaupun temuan di pasar saat ini harga beras sudah ada yang mengalami penurunan sebesar Rp200 ribu hingga Rp500 ribu per kg nya,” ucapnya.

Lalu, jika mengacu kepada realisasi harga gabah yang turun belakangan ini, maka harga beras diproyeksikan akan turun jelang Ramadhan nanti. Dengan penurunan yang lebih merata di semua pasar. Akan tetapi yang menjadi penghambat potensi penurunan harga beras adalah kabar kenaikan harga beras di Pulau Jawa khususnya Jakarta. Meskipun kabar mengenai penurunan harga beras juga sudah mulai terdengar di Jakarta baru-baru ini.

“Bulog sendiri punya peran strategis untuk mendorong penurunan harga beras seiring dengan melemahnya harga gabah petani, caranya adalah tetap mendistribusikan beras SPHP yang disalurkan ke pasar tradisional. Jadi kalau misalnya Bulog berhenti menyalurkan beras untuk intervensi pasar. Maka pasokan beras medium di pasar berkurang. Tentunya sulit untuk menekan harga nantinya,” tandasnya. (wol/eko/d2)

Editor: Ari Tanjung