MEDAN, Waspada.co.id – AR Card Techtonic, sebuah game edukasi untuk mitigasi gempa bumi hasil program kreativitas mahasiswa yang memenangkan ajang Non-PIMNAS 35 di Universitas Padhajaran telah berhasil mendapatkan pendanaan untuk memasuki tahap komersialisasi.
Saat ini produk AR Card Techtonic sedang memasuki tahap komersialisasi yang akan dipasarkan melalui media sosial dan E-commerce setelah menerima pendanaan komersialisasi produk dari Program Hibah Equity Universitas Sumatera Utara (USU).
“Pendanaan dari Program Hibah Equity USU ini membuka peluang besar bagi produk AR Card Techtonic sebagai media pertama berbasis AR dalam edukasi mitigasi gempa yang bertujuan untuk meningkatkan sikap kewaspadaan anak-anak dalam menghadapi bencana gempa bumi dan diharapkan menjadi produk unggulan Universitas Sumatera Utara,” ujar Dr. Ir. Rahmi Karolina S.T., M.T., IPM., GP, Asean Eng dosen Teknik Sipil USU selaku inventor, seperti yang diterima pada Kamis (9/5).
Dalam program hibah ini, juga berkolaborasi dengan Dedy Arisandi S.T., M.Kom dari Fakultas Ilmu Komputer yang membantu dalam meningkatkan kapasitas produk serta Arif Qaedi Hutagalung SE., M.Si dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang membantu komersialisasi produk. Tim ini juga dibantu oleh mahasiswa Teknik Sipil terdiri dari Siti Maulida Hasni, Annisa Tanurin Nasution, Luthfiah Khairunnisa dan M. Devin Alfalah Rambe dan mahasiswa Teknologi Informasi yaitu Donny Adhitya.
Rahmi mengatakan AR Card Techtonic menjadi pelopor pertama inovasi pembelajaran mitigasi bencana gempa bumi menggunakan teknologi Augmented Reality.
“AR Card merupakan game edukasi untuk mitigasi gempa yang dikemas untuk menstimulasi daya pikir anak menjadi lebih bersemangat dan meningkatkan konsentrasi dalam belajar dengan animasi kartu 3D yang dapat bergerak dan mengeluarkan suara sehingga dapat menghilangkan rasa jenuh dalam belajar pada anak-anak. Proses pembuatan AR Card dimulai dengan mendesain gambar animasi hingga membuat aplikasi, semua prosesnya menggunakan software yang dikemas secara sistematis agar kartu menampilkan gambar 3D ketika dipindai serta dapat dengan mudah dimainkan oleh anak-anak melalui aplikasi yang bisa diunduh melalui gadget,” tambahnya. (Wol/ega/d1)