Iran siap melawan segala bentuk tekanan dan agresi dari negara asing, tanpa tunduk pada hal tersebut. Panglima tertinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Mayor Jenderal Hossein Salami, menyampaikan keyakinan ini saat berbicara dengan para komandan senior IRGC. Salami menegaskan bahwa Iran tidak takut akan perang dan siap menghadapi konflik dengan determinasi yang tinggi. Iran telah menyiapkan strategi untuk menghadapi musuh, termasuk operasi psikologis dan serangan militer, tanpa melakukan langkah mundur.
Pada bulan April 2024, serangan dari Israel terhadap konsulat Iran di Suriah menyulut ‘konfrontasi global’ di Timur Tengah, di mana Iran memberikan balasan dengan serangkaian rudal dan pesawat nirawak. Salami menyatakan bahwa serangan tersebut berhasil menembus wilayah udara yang dianggap paling aman oleh musuh, menunjukkan kekuatan militer Iran yang patut diwaspadai. Meskipun Israel mengklaim kerusakan kecil dari serangan tersebut, Salami meyakini bahwa Iran memiliki keunggulan dalam kemampuan militer untuk menghadapi ancaman apapun.
Sementara itu, ketegangan antara AS dan Iran terus meningkat, dengan AS memberikan sinyal bahwa tindakan keras bisa diambil untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. Meskipun Iran bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai, AS meminta Iran untuk kembali ke perundingan mengenai kesepakatan nuklir 2015 yang pernah ditarik oleh AS sebelumnya. Konflik di Gaza juga menambah kompleksitas situasi di wilayah tersebut, menimbulkan ketidakpastian yang harus diantisipasi dengan hati-hati.