Pada era mobil modern, tidak sedikit mobil yang dilengkapi dengan indikator masa pakai oli. Indikator ini berfungsi untuk memberitahu pemilik mobil kapan saatnya mengganti oli. Bahkan, beberapa mobil lebih canggih lagi dengan menampilkan persentase yang menunjukkan sisa masa pakai oli secara jelas. Jika Anda bertanya-tanya seberapa akurat persentase tersebut, jawabannya adalah iya. Indikator tersebut tidak hanya menghitung berdasarkan jarak tempuh mobil.
Pada tahun 1980-an, sistem pemantauan masa pakai oli diperkenalkan dunia. Algoritme ini dikembangkan oleh tiga insinyur dari General Motors, yaitu Donald Smolenski, Paul Harvath, dan Shirley Schwartz. Mereka menggunakan data dari sistem OnStar mobil seperti siklus mesin, aktivasi injektor, dan suhu air untuk menciptakan cara bagi ECU untuk memprediksi keausan pada oli mesin.
Algoritme ini cerdas karena mampu mempertimbangkan siklus panas, baik perjalanan pendek maupun jauh. Sistem ini juga memperhitungkan temperatur oli dan oksidasi yang dapat memperpendek masa pakai oli. Sebuah sistem yang baik akan memberikan peringatan kepada pemilik mobil sebelum oli benar-benar habis.
GM juga merekomendasikan untuk mengganti oli setiap tahun sekali, terlepas dari seberapa sering mobil digunakan. Dalam uji coba di dunia nyata oleh Lake Speed Jr. dari The Motor Oil Geek, ditemukan bahwa sistem pemantauan oli sedikit konservatif. Namun, ini menunjukkan bahwa sistem ini berfungsi sebagai peringatan untuk mengganti oli, bukan berarti oli sudah habis digunakan. Seperti lampu peringatan bahan bakar rendah, indikator ini hanya sebagai pengingat untuk perawatan rutin pada mobil Anda.