MEDAN, Waspada.co.id – Dengan tujuan penyembuhan bagi sebagian orang, minyak herbal kutus-kutus disajikan dengan ramuan yang merupakan warisan Nusantara dan telah terbukti menyembuhkan serta menyehatkan sejak zaman Majapahit.
Berawal dari desa Bona, sebuah desa kecil di Kabupaten Gianyar, Bali, lahir produk bernama Kutus Kutus, yang dikelola oleh PT Kutus Kutus Herbal.
CEO Kutus Kutus Group, Riva Effrianti, menjelaskan bahwa Kutus Kutus adalah minyak herbal yang sangat dikenal di Indonesia. Selain populer di Indonesia, produk ini juga telah menyebar ke mancanegara, termasuk di Eropa.
“Dengan menggunakan bahan rempah-rempah pilihan dan tumbuhan yang baik untuk kesehatan, satu botol minyak Kutus Kutus memiliki manfaat untuk segala macam keluhan, baik di kulit maupun organ dalam dengan penggunaan yang tepat,” ujarnya.
Selama satu dasawarsa, minyak Kutus Kutus terus berinovasi untuk menghasilkan yang terbaik. Dengan semangat berkembang, Kutus Kutus hadir dengan logo baru yang menggunakan Aksara Bali sebagai gambaran asal-usul produk tersebut, yaitu dari Bali.
“Logo baru ini merupakan simbol transformasi menuju perubahan yang lebih baik dan semangat. Transformasi ini melambangkan komitmen untuk terus berinovasi dan memberikan manfaat serta khasiat yang lebih besar dan lebih baik daripada sebelumnya,” tambahnya.
Selain Kutus Kutus, brand baru yang dikeluarkan adalah Sanga Sanga, dengan berbagai varian produk termasuk skincare. Salah satunya adalah Minyak Balur Sanga Sanga Ultimate, yang berbahan dasar produk Kutus Kutus dengan penambahan bahan herbal dan aroma yang lebih modern untuk semua kalangan.
“Acara soft launching transformasi Kutus Kutus Aksara Bali dan Sanga Sanga pertama kali akan dilaksanakan di Gedung Kutus Kutus, Medan. Grand Launching akan dilakukan pada tanggal 12, 13, dan 14 Mei 2024 di New Sunari Lovina Beach Resort, Bali,” tutur Riva.
“Kutus Kutus dengan logo Aksara Bali juga melakukan perubahan nama dari Minyak Tanamu Tanami menjadi Tanamilah Tanahmu. Sabun Kalila menjadi Kaliku Kaliku,” tambahnya. (wol/eko/d2)
Editor: Ari Tanjung