Kondisi perekonomian Sumatera Utara menghadapi tantangan besar dengan kehadiran kepala daerah terpilih yang akan memimpin provinsi tersebut selama lima tahun mendatang. Pembangunan ekonomi di Sumatera Utara mengalami kendala, terutama dengan kebijakan penghematan anggaran yang melemahkan akselerasi pertumbuhan ekonomi. Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, mengungkapkan bahwa potensi koreksi pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara lebih besar dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Meskipun masih didukung oleh anggaran PON yang mempengaruhi perekonomian wilayah tersebut, perekonomian Sumut diprediksi akan kembali mengalami penurunan dalam hal pengeluaran.
Problematika ekonomi di Sumatera Utara semakin kompleks dengan adanya pemangkasan anggaran pemerintah dan kondisi ekonomi global yang memburuk. Sektor swasta juga terpengaruh oleh kondisi ekonomi eksternal yang memprihatinkan, terutama dari penurunan ekspor Sumut sebesar 10.9% pada November 2024. Meskipun terjadi kenaikan nilai nominal ekspor akibat perbaikan harga komoditas dan pelemahan nilai tukar mata uang rupiah, tantangan pembangunan ekonomi di Sumatera Utara masih menjadi fokus utama.
Dengan menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara periode 2025-2029, Bobby Nasution diharapkan mampu mengatasi berbagai tantangan ekonomi Sumut ke depan. Upaya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota diharapkan dapat memaksimalkan pembangunan di wilayah tersebut. Peran kepala daerah dalam negosiasi anggaran di luar APBN, penarikan investasi, dan optimalisasi pembiayaan dari Bank Daerah akan menjadi kunci penting dalam memperbaiki kondisi ekonomi Sumatera Utara. Tantangan ke depan di Sumatera Utara membutuhkan kerja sama dan komitmen dari seluruh pihak untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.