Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan Kabinet Merah Putih untuk mengambil langkah strategis sebagai reaksi terhadap tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap sektor-sektor bisnis Indonesia. Instruksi ini disampaikan oleh Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, yang menegaskan perlunya langkah strategis dan perbaikan struktural dalam kebijakan perekonomian Indonesia. Presiden Prabowo menekankan pentingnya deregulasi, penyederhanaan regulasi, dan penghapusan hambatan-hambatan dalam perdagangan, terutama terkait dengan Non-Tariff Barrier.
Menyikapi tarif impor yang berdampak pada daya saing bisnis ekspor Indonesia, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kepercayaan pelaku pasar dan menarik investasi demi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Langkah-langkah kebijakan strategis lainnya akan diambil guna memperbaiki iklim investasi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja yang luas. Selain itu, Indonesia juga berkomunikasi dengan Malaysia sebagai pemegang keketuaan ASEAN untuk mengambil langkah bersama dalam menghadapi tarif resiprokal AS yang berdampak pada seluruh negara-negara ASEAN.
Pengenaan tarif resiprokal AS tersebut, yang diberlakukan sejak 9 April 2025, diyakini akan memberikan dampak signifikan terhadap ekspor Indonesia ke AS. Produk ekspor utama Indonesia seperti elektronik, tekstil, alas kaki, kelapa sawit, karet, furnitur, udang, dan produk perikanan laut akan terdampak oleh kebijakan tarif AS tersebut. Pemerintah terus berupaya untuk menjaga daya saing produk ekspor Indonesia di pasar AS dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.