Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi baru hari ini, mencapai $3.273 per ons troy. Gunawan Benjamin, seorang ekonom di Sumatra Utara, mengungkapkan bahwa ketika harga emas naik, masyarakat seringkali khawatir akan adanya koreksi harga. Namun, saat ini terjadi antrian pembelian emas di berbagai butik dan toko emas meskipun harga emas saat ini sekitar 2 juta per gram.
Antrian pembelian emas ini tidak hanya dipicu oleh kenaikan harga emas, tetapi juga oleh persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang memburuk, terutama setelah gejolak perang dagang dalam beberapa pekan terakhir. Konfrontasi antara AS dan China, dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, terus berlanjut dan berdampak negatif pada mata uang dunia, pasar saham, dan obligasi.
Ketegangan ekonomi ini juga terasa di sektor properti yang mengalami penurunan penjualan dan harga sewa properti untuk kebutuhan bisnis. Sebagai akibatnya, masyarakat beralih untuk berinvestasi dalam emas karena dianggap sebagai aset yang likuid, stabil, dan dapat digunakan sebagai lindung nilai dalam situasi ketidakpastian ekonomi.
Perang dagang yang semakin memanas juga meningkatkan spekulasi inflasi yang memicu minat masyarakat untuk berinvestasi dalam emas. Dengan eksespektasi inflasi yang meningkat, harga emas menjadi semakin diminati sebagai salah satu cara untuk melindungi nilai investasi. Kesimpulannya, situasi ekonomi yang tidak stabil mendorong masyarakat untuk mendiversifikasi investasi mereka dengan membeli emas sebagai salah satu bentuk perlindungan dan investasi yang stabil.
